Tikrit, Irak (ANTARA News) - Serangan udara dari satu helikopter Amerika Serikat di sebelah utara Baghdad, Irak, menewaskan beberapa orang dari satu keluarga, kata satu sumber dari kantor penghubung Irak-AS di Tikrit, Selasa. "Satu helikopter AS melepaskan tembakan ke satu rumah di kota kecil Baiji, Senin malam, merusak satu rumah dan menewaskan lima anggota keluarga, termasuk tiga perempuan, serta melukai tiga orang lagi," kata sumber tersebut, layaknya dikutip sejumlah kantor berita transnasional. Serangan di Baiji itu, sekitar 200 kilometer sebelah utara Baghdad, juga merusak tiga rumah yang berdekatan dengan rumah yang diserang dan satu mobil sipil, katanya. Militer AS, yang menanggapi suatu permintaan, menyatakan pesawatnya telah menjadikan satu rumah sebagai sasaran, setelah tiga pria yang dicurigai memasang bom di pinggir jalan terlihat memasuki bangunan tersebut Senin larut malam. Namun, pernyataan militer AS tak menyebut-nyebut jumlah korban jiwa dan menyatakan polisi Irak "telah menangani tempat kejadian setelah serangan itu". Warga setempat di tempat kejadian mengatakan tujuh mayat dikeluarkan dari reruntuhan rumah, termasuk dua mayat anak kecil. Seorang perwira polisi di ibukota wilayah tersebut, Tikrit, mengatakan enam orang tewas dan tiga cedera, kendati seorang pejabat di Pusat Koordinasi Gabungan, yang menjadi perantara pasukan Irak dan AS di provinsi Salahaddin, mengatakan 14 orang tewas. Beberapa pejabat menyebut identitas pemilik rumah itu sebagai Ghadhban Nahi Hussein. Suatu pernyataan dan Divisi Angkatan Udara Ke-101 AS, yang menanggapi pertanyaan mengenai korban jiwa, mengatakan tentara yang memantau tayangan video dari tempat pengawasan melihat tiga pria yang tampaknya sedang menggali lubang sekitar pukul 21:00 waktu setempat (Selasa, 01:00 WIB), "mengikuti pola umum pemasangan bom di pinggir jalan". Pilot pembom disiagakan, katanya. "Orang-orang itu meninggalkan tepi jalan dan diikuti dari udara ke satu bangunan di dekat tempat tersebut. Pasukan koalisi menggunakan amunisi kendali yang sangat tepat ke bangunan itu." Namun, pernyataan tersebut tak menjelaskan apakah bom di pinggir jalan ditemukan. Baiji telah menjadi tempat serangkaian serangan gerilyawan, termasuk upaya gerilyawan untuk mengganggu arus minyak dan bahan bakar dari kilangnya, yang terbesar di Irak. Penutupan kilang tersebut bulan lalu telah mengakibatkan kekurangan bahan bakar di seluruh wilayah negeri itu, meskipun kilang tersebut dibukan lagi Senin malam. Pasukan AS telah makin sering menggunakan kekuatan udaranya sepanjang satu tahun terakhir. Menurut data resmi militer, hanya satu serangan dilancarkan pada Maret dan rata-rata pada kuartal pertama ialah lima serangan per bulan dibandingkan dengan lebih dari 50 serangan pada empat bulan terakhir. Pemimpin politik, polisi dan staf medis Irak, terutama di daerah bergolak yang kebanyakan warganya adalah pengikut Sunni di bagian barat dan utara, telah melaporkan korban jiwa dalam serangan semacam itu. Tetapi komandan militer AS menyatakan mereka "berusaha sedapat mungkin untuk memperkecil risiko". (*)