"Jadi memang ada kemungkinan terbentuknya herd immunity, baik melalui vaksinasi maupun yang terbentuk secara alamiah akibat terinfeksi virus. Tentunya kita berharap herd immunity kita terbentuk karena program vaksinasi dan bukan akibat infeksi," ujar Spesialis Mikrobiologi Klinis sekaligus Anggota Bidang Penanganan Kesehatan dan Panel Ahli Satgas Penanganan COVID-19, Budiman Bela dalam bincang-bincang bertema " Ada Apa COVID-19 di Eropa?" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan, jika herd immunity terbentuk akibat infeksi, tentu salah satu risikonya adalah sakit berat atau kematian. "Itu akan sangat merugikan masyarakat, merugikan keluarga dan seterusnya," ucapnya.
Baca juga: Dubes: Vaksinasi tidak merata faktor lonjakan kasus COVID-19 Eropa
"Mereka yang belum divaksin mungkin karena satu dan lain hal, baik karena ragu-ragu atau karena punya komorbid atau dokter merekomendasikan jangan divaksin dulu," kata Budiman Bela.
Namun, lanjut dia, tidak tertutup kemungkinan bahwa mereka yang telah mendapatkan vaksin berbasis virus nonaktif juga memberikan proteksi.
Baca juga: Kemenkes:Ada kecenderungan masyarakat tunda vaksinasi COVID-19
Sementara itu, sebanyak 140.885.229 orang telah mendapatkan satu dosis vaksin COVID-19.
Pemerintah menargetkan 208.265.720 warga Indonesia menerima dua dosis penyuntikan vaksin COVID-19 agar kekebalan kelompok dapat terbentuk.
Baca juga: Pemkab Manggarai Barat lakukan terobosan kejar target vaksinasi
Baca juga: Menparekraf RI apresiasi capaian vaksinasi COVID-19 di Manggarai Barat