"Jadi kalau kita divaksin maka virusnya tidak mendapatkan tempat berkembang biak di dalam tubuh kita," ujar Spesialis Mikrobiologi Klinis sekaligus Anggota Bidang Penanganan Kesehatan dan Panel Ahli Satgas Penanganan COVID-19, Budiman Bela dalam bincang-bincang bertema " Ada Apa COVID-19 di Eropa?" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan, mutasi virus akan lebih cepat muncul pada keadaan di mana virusnya diberi kesempatan untuk bereplikasi dengan baik, salah satu yang bisa mengakibatkan virus bisa bereplikasi dengan baik adalah kondisi imunitas yang kurang baik.
Baca juga: Jubir minta warga tingkatkan kewaspadaan hadapi potensi varian baru
Ia mengatakan, pemerintah akan terus gencar melakukan vaksinasi sesuai target yang telah ditentukan oleh para ahli epidemiologi.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, sebanyak 97.318.649 warga Indonesia telah menerima dua dosis vaksin COVID-19 hingga Kamis (2/22/2022) pukul 12.00 WIB.
Selain vaksinasi, lanjut dia, menerapkan protokol kesehatan dengan ketat juga penting untuk menahan penularan sehingga memperlambat virus untuk berkembang biak.
"Tidak kalah pentingnya adalah menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak), ini akan memperlambat penularan sehingga memperlambat virus berkembang biak," tuturnya.
Ia mengatakan, menerapkan 3M dengan ketat tentunya akan membuat virus tidak akan mudah mendapatkan kesempatan menginfeksi orang baru. Dengan begitu, maka munculnya mutasi virus COVID-19 dapat ditekan.
Ia mengapresiasi masyarakat Indonesia yang tingkat kepatuhan menjalankan protokol kesehatan cukup tinggi, meski masih terdapat sejumlah masyarakat yang belum patuh menerapkan 3M dengan baik.
"Jadi pada prinsipnya saya rasa kita tetap harus menjalankan apa yang sudah dicanangkan oleh pemerintah dan kita patuhi," ujarnya.
Baca juga: Pakar: PCR masih bisa deteksi Omicron