Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik & infeksi dari Universitas Andalas, dr. Hadianti Adlani, Sp.PD-KPTI mengungkapkan, risiko orang dengan HIV-AIDS (ODHA) terkena COVID-19 sama besarnya dengan orang pada umumnya.

"Risiko ODHA terkena COVID-19 sama dengan yang tidak menderita HIV," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu kepada ANTARA melalui keterangan tertulisnya, Rabu.

Walau begitu, menurut Hadianti, dapat terjadi peningkatan risiko lebih tinggi atau lebih mudah terinfeksi jika ODHA belum mencapai tahap supresi virus melalui pengobatan antiretroviral, karena sistem imunnya belum pulih dengan baik.

Lebih lanjut mengenai risiko fatalitas penyakit pada orang dengan HIV akibat infeksi SARS-CoV-2, penelitian tidak menunjukkan demikian.

Baca juga: Kemenkes: Penanganan HIV tetap diperkuat di tengah pandemi COVID-19

Hadianti menuturkan, menurut laporan penelitan hal ini mungkin disebabkan antiretroviral (ARV) yang dikonsumsi dapat berdampak sedikit banyak efektif pada infeksi COVID-19.

"Ketakutan terjadinya kondisi fatal akibat badai sitokin ternyata tidak terjadi pada pasien HIV yang statusnya imunokmpromis malah gejala lebih ringan," tutur dia yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu.

Namun, para dokter tetap perlu berada dalam kewaspadaan tinggi terhadap pasien yang belum mendapat ARV. Hal ini karena kondisi imun yang memang sudah menurun pada penderita HIV mempermudah timbulnya berbagai infeksi oportunistik sehingga akan semakin memperberat kondisinya.

"Perjalanan penyakitnya akan lebih cepat mengalami perburukan kondisi klinis bahkan kematian jika tidak segera ditangani dengan baik," kata Hadianti.

Demi mencegah terkena COVID-19, pada dasarnya ODHA diharapkan menerapkan prinsip pencegahan penularan infeksi yang sama seperti individu lainnya seperti 3M atau 5M sebagai upaya utama.

Di samping itu, pasien disarankan tetap melakukan berbagai upaya untuk terus menjaga kesehatannya seperti konsumsi makanan sehat dan seimbang, kecukupan makro dan mikronutrien, konsumsi dan kepatuhan minum obat tepat waktu, tidak stres, memperbanyak ibadah, hingga melakukan vaksinasi sesuai dengan status imunnya.

"Jika kondisi imun sudah pulih dan kadar CD4 lebih dari 250 mm3 pasien dapat melakukan vaksinasi dengan lebih dahulu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi vaksin yang sesuai dengan tahap imunitasnya atau adanya komorbid lainnya, upaya test and treat juga segera dilakukan jika ada kemungkinan terjadi penularan virus COVID-19," papar Hadianti.

Pasien HIV baik yang sudah pulih kondisi imunnya atau yang belum pulih pun diharapkan tetap berhati-hati dengan kondisinya yang rentan terhadap penurunan status imunitasnya akibat berbagai infeksi termasuk infeksi COVID-19.

Baca juga: Kenali AIDS, dari gejala hingga pencegahan

Baca juga: JIP: Diskriminasi jadi penyebab sulitnya atasi HIV di Indonesia

Baca juga: Kemenkes perkirakan orang dengan HIV di Indonesia capai 543.100 jiwa