Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan protokol kesehatan masih menjadi salah satu upaya untuk menghadapi varian dari COVID-19 termasuk Omicron yang diketahui baru-baru ini.

"Sekali lagi saya tekankan tetap praktikkan 5M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas terutama di masa menjelang Natal dan Tahun Baru," ujar Reisa dalam konferensi pers PPKM yang dipantau virtual dari Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menkes sebut Indonesia gunakan metode SGTF untuk deteksi dini Omicron

Dia menjelaskan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sampai saat ini masih belum terdapat kejelasan apakah Omicron memiliki sifat lebih menular atau menyebabkan gejala yang lebih parah dibanding varian lainnya.

Para ahli dari Afrika Selatan, tempat pertama kali varian itu dilaporkan, mengatakan bahwa masih belum cukup data yang dikumpulkan untuk menentukan implikasi klinis Omicron jika dibandingkan varian sebelumnya seperti Delta.

Delta adalah jenis yang paling mendominasi, dengan lebih dari 90 persen dari data sekuens genetik sampel virus global teridentifikasi sebagai varian yang pertama kali didokumentasikan di India pada Oktober 2020.

Reisa mengatakan lebih banyak informasi akan tersedia dalam beberapa waktu ke depan sembari para peneliti di seluruh dunia meningkatkan kerja sama untuk mempelajari mutasi Omicron dan implikasinya terhadap manusia.

Baca juga: Presiden minta menteri waspada dan bereaksi cepat antisipasi Omicron

Baca juga: Kemenkumham: WNI dari daerah penyebaran Omicron tidak ditolak masuk


Namun, tegas dia, satu hal yang pasti adalah WHO telah menyarankan agar seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia untuk melindungi diri dan keluarga dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Sekali lagi, kalau ditanya bagaimana caranya, pakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berkerumun, dan membatasi mobilitas dengan selektif berpergian," ujarnya.