Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton Senin mengimbau Thailand dan Kamboja untuk mengendalikan diri dan segera mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan setelah bentrokan perbatasan mematikan mereka dalam di beberapa tahun.
Hillary mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menghubungi langsung pejabat Thailand dan Kamboja dengan harapan segera mengakhiri kekerasan, yang telah menewaskan 12 tentara dan menyebabkan puluhan ribu penduduk desa mengungsi.
"Amerika Serikat tetap sangat prihatin tentang bentrokan antara pasukan keamanan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja," kata Hillary dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan AFP dan Xinhua-OANA.
"Kami sangat mendesak kedua pihak untuk menahan diri, mengendalikan diri dari tindakan provokatif dan segera mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengurangi ketegangan serta menghindari konflik lebih lanjut," katanya.
"Hilangnya kehidupan, pemindahan penduduk sipil dan kerusakan properti patut disesalkan," katanya.
Hillary menyambut baik mediasi oleh Indonesia, di mana Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa direncanakan berkunjung ke kedua negara Senin tetapi menunda kunjungannya.
"Kami mendukung upaya Indonesia dalam peran mereka sebagai ketua Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bekerja dengan kedua negara dalam mencapai resolusi," katanya.
Pejabat juru bicara pemerintah Thailand Panithan Wattanayagorn pada Senin mengumumkan bahwa ketua bergilir ASEAN saat ini dan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa "telah menunda rencana kunjungan ke Thailand dan Kamboja".
Menteri Luar Negeri Indonesia "pada awalnya dijadwalkan tiba" di Thailand dan Kamboja pada Senin untuk membicarakan masalah para pengamat Indonesia guna memastikan perjanjian gencatan senjata antara kedua negara.
Menurut pejabat juru bicara Thailand, ketua ASEAN "membatalkan kunjungan karena ia ingin melihat lebih hati-hati mengenai perincian informasi dan kesepakatan", yang beberapa di antaranya masih dianggap tidak jelas.
Panitan mengatakan, Marty "belum menyebutkan kapan ia akan menjadwalkan kembali kunjungannya, tapi kemungkinan ia akan melakukannya pada kesempatan pertama".
Setelah bentrokan fatal mereka empat hari pada 4-7 Februari di dekat candi Preah Vihear, yang kontroversial, kedua negara mengadakan pembicaraan di Dewan Keamanan PBB. Keduanya diminta untuk menahan diri dan gencatan senjata secara permanen.
Ketua ASEAN saat ini - Indonesia - ditugaskan untuk memfasilitasi dialog perdamaian antara kedua negara dan mengusulkan untuk menetapkan tim pengamat ke wilayah sengketa.
Namun, langkah mengirim pengamat Indonesia belum dilaksanakan sampai babak baru bentrokan di perbatasan berlangsung kembali.
Bentrokan meletus lagi pada Jumat (22/4) di dekat dua candi abad ke 11 yang diperebutkan - bernama Ta Kwai dan Ta Muen di Thailand atau Ta Krabei dan Ta Moan di Kamboja.
Kekerasan itu adalah yang terburuk sejak sengketa perbatasan kedua negara anggota ASEAN itu berkobar hampir tiga tahun yang lalu dan merusak gencatan senjata yang telah dilaksanakan sejak Februari, saat Dewan Keamanan PBB menyerukan disepakatinya gencatan senjata permanen. (AK/C003/K004)
Hillary Clinton Serukan Thailand, Kamboja Kendalikan Diri
26 April 2011 08:40 WIB
Menlu AS Hillary Clinton. (FOTO ANTARA/REUTERS/Jim Young)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: