Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendukung kolaborasi antara industri dan para peneliti, terutama di bidang dermatologi, untuk menciptakan ekosistem riset yang baik di Indonesia.

“Selain mendorong pengembangan riset dan inovasi di Indonesia, tentu saja kami mendorong penciptaan ekosistem riset yang sehat dan mampu mendorong industri nasional,” kata Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat saat konferensi pers virtual pada Rabu.

Bentuk kolaborasi riset di bidang dermatologi tersebut, kata Iman, terepresentasi dalam program dana hibah Hair and Skin Research Grant 2021 yang diinisiasi L'Oréal Research and Innovation bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) dan Universitas Indonesia.

Baca juga: Periset BRIN: Kolaborasi dan sinergi perkuat eksosistem inovasi

“Ini merupakan bukti nyata hubungan yang bagus atau kuat antara perguruan tinggi, termasuk peneliti dan dosen di dalamnya, dengan pihak industri. Ini merupakan suatu contoh yang sangat bagus bagi ekosistem riset di Indonesia,” lanjutnya.

Melalui ekosistem yang telah terbentuk, Iman berharap agar riset dan inovasi terkait dermatologi dapat berkembang dengan baik di Indonesia, apalagi jika menengok peluang serta perkembangan tren dunia kosmetik yang tidak bisa lepas dari peradaban manusia.

“Saya juga melihat kecenderungan ke depan bahkan saat ini laki-laki sudah mulai menggunakan kosmetik. Ini merupakan tantangan bagi para produsen dan para peneliti di Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, kata Iman, perubahan gaya hidup dan perubahan iklim yang tengah terjadi menjadi tantangan lain yang harus dihadapi dan dijawab para peneliti agar bisa mendorong kehadiran produk-produk yang lebih inovatif.

Baca juga: BRIN tingkatkan kualitas dan produktivitas riset kesehatan dan pangan

Ia menyebutkan urgensi riset serta inovasi di bidang kosmetik dan estetik menjadi salah satu bagian yang dikedepankan dalam ekosistem industri kesehatan dan kecantikan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

Iman juga mendorong agar produsen dan peneliti dapat memanfaatkan kekayaan alam Indonesia sebagai bahan baku kosmetik, seperti penggunaan konsep green cosmetic atau eco-friendly cosmetic.

“Indonesia memiliki seluruh komponen pendukungnya, seperti bahan alam, kita kaya. Tapi kita masih menjadi market dan belum menjadi pelaku di dalam market itu sendiri,” ujarnya.

Iman berharap ekosistem riset yang telah dibangun dan diinisiasi melalui program Hair and Skin Research Grant 2021 dapat menjadi pemicu untuk mengakselerasi riset dan inovasi di bidang dermatologi.

Baca juga: Organisasi Riset BRIN: Invensi harus sampai ke tahap komersialisasi

Baca juga: BRIN bangun fasilitas riset pengujian praklinis untuk hewan makaka

Baca juga: BRIN fokus laksanakan riset penanganan COVID-19