Jakarta (ANTARA News) - Sutradara kenamaan Indonesia, Garin Nugroho, mengatakan bahwa produser film bertugas memberikan pilihan melalui hasil karyanya dan masyarakatlah yang memilih yang terbaik.

"Masyarakat diberi pilihan, kalau mereka mau mencari yang terbaik mereka akan pilih yang terbaik. Itu tugas produser film, memberikan pilihan," kata Garin di Jakarta, Selasa.

Garin mengatakan hal tersebut usai rilis perdana film "The Mirror Never Lies" yang mengangkat kisah Suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang menempatkan Garin menjadi salah seorang produsernya bersama Nadine Chandrawinata.

Hal itu dikatakannya menanggapi produksi film nasional saat ini yang lebih banyak mengangkat genre horor dan mengandung unsur pornografi.

Film "The Mirror Never Lies" disutradarai putri Garin, Kamila Andini, menceritakan kehidupan warga Suku Bajo yang tinggal di laut dengan kearifan lokalnya untuk menjaga kekayaan alam.

Menurut Garin, film mengenai pantai banyak dibuat namun hampir tidak ada yang mengangkat kehidupan orang yang tinggal di laut.

"Bahkan, dalam sejarah film Indonesia tidak ada sama sekali yang mengangkat tentang kultur masyarakat yang hidup di laut," ujar pria bernama lengkap Garin Nugroho Riyanto itu.

Anggota Dewan Pers periode 1997-2010 itu mengemukakan pula, lewat film yang menceritakan tentang kultur laut, maka penonton bisa lebih mengenal budaya masyarakat Suku Bajo, dan yang terpenting adalah mengenal laut serta kekayaan hayati yang dikandungnya.

"Bangsa kita bangsa pelaut tapi tidak penah tahu kehidupan pelaut seperti itu, hal yang sederhana tapi apresiasinya sangat bagus. Kita tidak pernah mengenal laut dengan baik," ujarnya.

Film "The Mirror Never Lies" yang dibintangi Atiqah Hasiholan, Reza Rahardian dan tiga anak Suku Bajo, yaitu Gita Novalista, Eko dan Zainal telah meraih penghargaan Honorable Mention dari Global Film Initiative pada 14 April 2011.

Film hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Wakatobi, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, dan SET Film Works itu akan tayang perdana di Jakarta dan lima kota lainnya, serta Wakatobi.
(T.D016)