Nong Kanna, Thailand (ANTARA News) - Kamboja menuduh Thailand merusak candi-candi purbakala di daerah hutan di pusat sengketa perbatasan terburuk yang meletus hampir tiga tahun lalu.

Dua belas tentara tewas dan puluhan ribu warga desa di pinggir perbatasan kedua negara mengungsi akibat serangan artileri yang melanggar gencatan senjata tidak resmi yang diberlakukan sejak Februari, ketika Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata permanen.

Pertempuran kembali meletus Senin petang dengan serangan meriam, sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mendesak kedua pihak menahan diri .

Bentrokan senjata itu dimulai Jumat dekat candi-candi yang dipertikaikan kepemilikannya oleh kedua belah pihak --Thailand menyebutnya Ta Kwai dan Ta Moen sedangkan Kamboja menamakannya Ta Krabei dan Ta Moan.

Kementerian pertahanan Kamboja mengatakan serangan-serangan Thailand itu merusak reruntuhan candi-candi itu, tanpa menjelaskan lebih jauh . "Kami belum tahu seberapa parahn kerusakan candi-candi itu," kata juru bicara kementerian itu Chhum Socheat seperti dikutip AFP.

Tujuh tentara Kamboja dan lima serdadu Thailand tewas dalam baku tembak itu. Seorang tentara Kamboja lainnya hilang sejak Jumat.

Sekitar 20.000 warga sipil telah mengungsi ke 16 kamp di dalam perbatasan Thailand sementara sekitar 17.000 orang diungsikan dari desa-desa Kamboja.(*)


H-RN/H-AK