Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan, Indonesia akan berusaha memperkuat posisi ASEAN sebagai suatu wilayah regional untuk dapat menjadi solusi masalah global melalui sejumlah tingkat prioritas.

"Di kursi Indonesia akan berusaha memperkuat posisi ASEAN sebagai bagian dari solusi untuk masalah global," kata Wakil Presiden Boediono saat menyampaikan sambutan dalam Seminar "The Strategic Balance in Asia: Cooperation & Competition?, di Jakarta, Selasa.

Menurut Wapres, prioritas pertama Indonesia sebagai Ketua ASEAN adalah untuk memastikan bahwa negara-negara anggota ASEAN memenuhi komitmen yang telah dipaparkan dalam cetak biru.

Secara khusus, kata Boediono, Indonesia memastikan bahwa perkembangan menuju Komunitas ASEAN akan terus mematuhi roh, norma dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam ASEAN.

Pembukaan Piagam ASEAN dengan jelas menyatakan: "Mengikuti prinsip-prinsip demokrasi, aturan hukum dan tata pemerintahan yang baik, penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar".

Boediono menilai Indonesia telah memberikan kontribusi bagi perkembangan ASEAN melalui periode penting evolusi dan cepat perubahan lingkungan.

"Dua perjanjian kunci yakni Bali Concord I 1976 dan Bali Concord II tahun 2003, membawa kepemimpinan Indonesia menjadi ketua ASEAN," kata Wapres. Wapres menilai, melalui Bali Concord II negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk perkembangan Komunitas ASEAN dengan tiga pilar, ASEAN Economic Community (AEC), sebuah Politik dan ASEAN Security Community (APSC) dan ASEAN Sosial dan Budaya Masyarakat (ASCC).

"Jika kita benar-benar serius ingin menciptakan Masyarakat ASEAN pada tahun 2015, kita semua harus bekerja keras untuk mengubah citra ASEAN sebagai organisasi elitis dan sebagian besar antar-pemerintah, untuk satu yang benar-benar dimiliki dan diasuh oleh komunitas yang lebih besar masyarakat ASEAN," ingat Boediono.

Dalam pilar politik-keamanan, kata Wapres, Indonesia telah membawa transisi menuju demokrasi untuk ASEAN dan dengan Bali Concord II tahun 2003 Indonesia menempatkan promosi demokrasi dalam agenda ASEAN.

Wapres mengatakan, upaya Indonesia untuk mempromosikan demokrasi juga tercermin dalam wilayah yang lebih luas, seperti penyelenggaraan Forum Demokrasi Bali setiap dua tahun sekali, yang konsisten tidak hanya dihadiri oleh negara-negara ASEAN sebagian besar anggota tetapi juga oleh banyak negara Asia Pasifik lainnya.

Dalam pilar ekonomi, ASEAN adalah pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki empat karakteristik, yaitu pasar tunggal, sebuah ekonomi yang kompetitif, integrasi dengan ekonomi global dan pemerataan pembangunan.

"Keempat karakteristik semua harus menerima perhatian yang sama dan kuncinya adalah jika kita benar-benar ingin menciptakan sebuah komunitas kohesif ASEAN, harus diimbangi dengan perhatian serius terhadap pembangunan yang adil," kata Wapres.
(ANT)