Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono meminta, agar cetak biru (blueprint) pengembangan industri jamu segera diselesaikan.

"Sekarang sudah selayaknya untuk diselesaikan lebih cepat blueprint yang jelas bagaimana kita bersama-sama mengembangkan jamu dan obat tradisional," kata Wapres saat memberikan sambutan dalam pembukaan musyawarah nasional Asosiasi Gabungan Pengusaha dan Obat Tradisiobal (GP Jamu) di Istana Wapres, Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, dengan adanya cetak biru tersebut akan dapat memayungi pelaku pengusahan dan pemerintah dalam mendukung perkembangan jamu di tanah air.

Selain itu, Wapres mengemukakan, jamu merupakan warisan tradisi yang telah membudaya dan dipergunakan oleh masyarakat Indonesia. Jamu hingga kini dapat bertahan, dan bahkan ikut berpartisipasi dalam memberikan konstribusi bagi perkembangan perekonomian.

Terkait dengan keluhan para pengusaha jamu karena kelangkaan bahan baku yang justru dijual keluar negeri, Wapres mengatakan, agar hal itu perlu dipadukan dengan kebutuhan kesejahteraan para petani, sehingga kebutuhan dalam negeri tetap terpenuhi dan meningkatkan kesejahteraan pertani.

"Jangan menutup diri, tapi juga kebutuhan dalam negeri dipenuhi, keseimbangan harus ada. Nantinya bagaimana meningkatkan produktivitas dari bahan dasar jamu ini," katanya.

Menteri Koordintor Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah menyiapkan peta jalan pengembangan jamu yang dikoordinasikan dibawah menteri koordinasi perekonomian dan pihakanya.

Ia mengatakan, pengembangan jamu merupakan salah satu prioritas pemerintah. Hal ini juga telah menjadi agenda pemerintah dalam pengembangan. Pada 2008, pemerintah telah meluncurkan jamu sebagai brand Indonesia.

Ketua Umum GP Jamu, Charles Saerang, mengatakan bahwa saat ini industri jamu secara keseluruhan mampu menyerap 15 juta tenaga kerja dengan total omset Rp10 trliun. GP jamu mengiungkapkan pasar jamu di Indonesia telah berkembang hingg ke Korea, Taiwan, Hongkong, Timur Tengah dan Rusia.

Pembukaan munas tersebut juga dihadiri oleh Menteri Perindustrian, MS Hidayat, dan Menteri Koperasi, Syarif Hasan.
(T.M041)