Bengkulu (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu akan mengirimkan seekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) betina bernama Tarisa (2,5 tahun) ke "Rescue Centre" Lampung, Selasa (26/4).

"Rescue Center Lampung itu dikelola Tambling Wildlife Nature Conservation dalam kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Paling cocok untuk berkembang biak bagi Tarisa," kata Kepala BKSDA Bengkulu, Amon Zamora, Senin.

Menurut dia, pihaknya sedang mempersiapkan segala administrasi jalan, cek kesehatan, dan kelengkapan lainnya bagi Tarisa agar setelah diberangkatkan dalam kondisi betul-betul sehat.

Rencananya, Tarisa akan diangkut dengan pesawat Cassa milik perusahaan swasta nasional setelah dilepas Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Ir Darori bersama Plt Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah di Bandara Fatmawati (26/4).

Pengiriman Harimau Sumatera jenis betina ke Lampung tersebut sudah yang kedua kalinya setelah Mekar (3,5 tahun) pada awal tahun 2010, namun informasinya Mekar sekarang sudah dilepas ke alam bebas dan diharapkan bisa berkembang biak di kawasan TNBBS tersebut.

Ia menjelaskan, nama Tarisa itu diberikan karena ditangkap di Talang Sebaris, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu pada awal tahun 2011.

Sebelumnya, nama Mekar diberikan kepada kakaknya karena berasal dari Desa Mekar Raya, Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma. Kedua Harimau Sumatera itu ditangkap karena meresahkan masyarakat akibat sering dipergoki telah beberapa kali memangsa hewan ternak milik warga setempat.

Tarisa masuk kerangkeng, Selasa (8/3) malam, dengan berat badan sekitar 65 kilogram dan umur dua tahun setengah.

Kondisi harimau itu dalam keadaan sehat, namun sebelum masuk kerangkeng raja rimba itu sempat dikeluhkan warga daerah karena sering dipergoki masyarakat mau ke kebun.

Berdasarkan laporan warga itu, petugas BKSDA wilayah Seluma langsung ke lapangan dan melihat jejak di sekitar perkampungan penduduk, setelah itu berupaya menangkap harimau tersebut dan berhasil, katanya.

Binatang buas itu berkeliaran karena diduga kuat habitatnya sudah habis menjadi kebun masyarakat, sehingga keberadaannya sudah terjepit dan saat mencari makan terpaksa menyantap ternak masyarakat.

Untuk mengamankan jiwanya, maka BKSDA Bengkulu melakukan penangkapan dengan cara menggunakan kerangkeng, agar tubuh harimau itu tetap utuh dan sehat.

Kabag TU BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, dalam tahun 2010, BKSDA Bengkulu juga berhasil menangkap seekor harimau Sumatra di Desa Mekar Raya, Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.

Harimau jantan berumur antara 3,5 tahun itu ditangkap petugas karena selama ini meresahkan warga setempat juga sering dipergoki warga di wilayah perkebunan setempat.

Harimau itu diperkirakan sedang sakit, sehingga sulit untuk mencari makan babi hutan dan terpaksa berkeliling di sekitar perkampungan penduduk di wilayah perkebunan kopi masyarakat Desa Mekar Jaya tersebut.

Ia memperkirakan populasi Harimau Sumatera di Provinsi Bengkulu tersisa di bawah 50 ekor, keberadaan binatang buas itu terpencar-pencar dan sebagian besar berada dalam kawasan hutan belukar di sekitar perkebunan masyarakat.

"Harimau itu sebetulnya mau mencari makan seperti babi hutan dan lainnya, namun keberadaan masyarakat sudah banyak di wilayah habitatnya, sehingga dipergoki warga, namun begitu melihat harimau masyarakat spontan lari tunggang langgang dan bahkan mengaku mau dimangsa harimau tersebut," katanya.
(Z005/E011)