Blora (ANTARA News) - Hama tikus merusak tanaman padi di beberapa desa di Kabupaten Blora dan mengakibatkan banyak petani rugi karena gagal panen.

"Seluruh tanaman padi di sawah saya dirusak tikus. Bahkan jeraminya juga tidak dapat digunakan untuk pakan ternak," kata Maji, warga Desa Tambaksari, di Blora, Minggu.

Dia mengatakan sebenarnya para petani telah melakukan upaya pembasmian tikus dengan menebar racun tikus, tetapi justru jumlah tikus yang datang semakin banyak.

"Akhirnya ya pasrah saja, tikus malah semakin merajalela. Petani hanya dapat menghitung jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk menanam padi mulai dari bibit padi, biaya tenaga pekerja, hingga pupuk, tetapi tidak ada hasilnya," katanya.

Siman, warga Tambaksari, Blora, mengaku selain menggunakan racun tikus, dia setiap malam selalu menjaga padinya dari serangan tikus.

"Tikus menyerangnya malam hari, makanya setiap malam hari saya ke sawah. Tikus diusir dengan menggunakan boneka sawah. Cara seperti ini agak berhasil. Dari lima petak sawah, masih ada yang bisa dipanen," kata Siman.

Hama tikus juga menyerang padi di Desa Keser, Kabupaten Blora. Yarni, petani desa itu mengaku tikus tidak hanya menyerang tanaman padi, tetapi juga tanaman palawija.

Serangan hama tikus juga terjadi di Desa Ngadipurwo dan Desa Kamolan. Bahkan diperkirakan juga menimpa desa lain di Kabupaten Blora.

Mardi, petani dari Desa Tambaksari menambahkan bahwa sebenarnya puluhan tahun lalu, hama tikus pernah menyerang padi di Desa Tambaksari.

"Serangan tikus tahun ini sama dengan yang pernah terjadi puluhan tahun lalu. Akan tetapi, waktu itu pemerintah mengganti ekor tikus yang berhasil dibunuh dengan uang," katanya.

Petani, lanjut Mardi, beramai-ramai membasmi tikus dan ekornya dipotong ditukarkan dengan uang.

"Kalau cara seperti itu dilakukan lagi, tentu hama tikus bisa dibasmi," kata Mardi. (N008/A027/K004)