Pangkep (ANTARA News) - Banjir bah yang terjadi di Kampung Sengngerang Kelurahan Balleanging, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan menewaskan empat orang dan sedikitnya sepuluh rumah tersapu banjir.
Banjir bah yang tak terduga dari lereng Gunung Gugusan Bulu Saraung itu, hanya berlangsung sekitar setengah jam tanpa disertai hujan deras sekitar pukul 16.00 Wita, Minggu.
Keempat korban tersebut masing-masing pasangan suami isteri Jumain (38) dan Nanna (19), serta Riska dan Alif (3) yang merupakan warga setempat. Sementara pasangan suami isteri itu diketahui baru menikah 10 hari yang lalu.
Sejumlah korban semula dikabarkan hilang, namun setelah dilakukan pencarian ternyata masih ditemukan dalam kondisi selamat. Sedang belasan korban yang mengalami luka-luka ringan segera dilarikan ke RS Pangkep.
Menurut anggota Komisi III DPRD Pangkep Haris Gani kepada ANTARA seusai peninjauan TKP, lokasi yang terkena bencana cukup terpencil dan jaraknya lebih dari 10 kilometer dari jalan ibukota kabupaten.
"Akses ke sana dengan kendaraan mobil dan sepeda motor, namun untuk tiba ke TKP, yakni di kaki gunung, masih perlu berjalan kaki cukup jauh," katanya.
Di lokasi itu pun, tidak ada sinyal telepon seluler, sehingga menyulitkan warga berkomunikasi dengan daerah tetangga.
Dia mengatakan, meskipun banjir bah tersebut tidak menimbulkan genangan air, karena kontur tanah dan posisinya berada dalam kemiringan, namun sebuah rumah panggung hilang tersapu banjir, termasuk rumah bangunan permanen juga lenyap dan tersisa hanya pondasinya saja.
Lokasi bencana itu, lanjut dia, dihuni sedikitnya 100 kepala keluarga dengan jarak rumah satu dengan yang lainnya cukup padat.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih di tampung di dua masjid terdekat dan masih menunggu bantuan berupa makanan dan pakaian, karena sebagian besar beras dan pakaian warga turut hanyut ketika terjadi serangan banjir bah.(*)
(S036/M027)
Banjir Bah Tewaskan Empat Warga Pangkep
24 April 2011 22:36 WIB
Ilustrasi Banjir Bandang (Istimewa)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: