Jakarta (ANTARA) - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki Hadinegoro menyarankan agar orang tua melengkapi dulu vaksinasi rutin sebelum anak mereka memperoleh vaksin COVID-19.

"Ini masalah kita bersama, masalah ibu-ibu nih, yang punya anak-anak yang belum lengkap (mendapat vaksinasi rutin) tetapi juga ingin disuntik (vaksin) COVID-19," kata Prof Sri dalam webinar Kupas Tuntas Vaksinasi COVID-19 dan Vaksinasi Anak diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Namun karena vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun baru akan berlangsung tahun 2022, ia menyarankan agar orang tua menggunakan kesempatan waktu yang tersisa ini untuk melakukan vaksinasi rutin lengkap kepada anak-anak mereka terlebih dulu.

"Sekarang kita masih punya satu bulan Desember. Mungkin juga pemberiannya tidak Januari. Jadi masih ada waktu dua atau tiga bulan untuk melengkapi dulu sebelum dapat vaksin COVID-19," ujar dia.

Ia juga meminta agar orang tua untuk tidak menunda memberikan vaksinasi rutin pada anak mereka. Agar saat vaksin COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun tersedia, mereka tidak bimbang lagi mengingat anak-anak sudah mendapat vaksin rutin lengkap.

Menurut Prof Sri, pemberian vaksinasi rutin ke vaksin COVID-19 perlu diberikan jarak agar ketika ternyata ada efek samping jadi tidak bingung sebenarnya vaksin yang mana yang menyebabkannya.

"Bareng sih bisa saja. Tapi karena ini vaksin baru, kita masih belum paham betul. Nanti kalau ada efek samping malah bingung mana yang menimbulkan efek samping tersebut," katanya.

Karenanya, ia mengatakan perlu memberikan jeda paling tidak 2-4 minggu dari vaksinasi terakhir yang diberikan. "Jadi itu kita anjurkan. Karena vaksin yang kita punya itu kan jenisnya vaksin mati jadi tidak terlalu berbahaya".
Baca juga: DKI siapkan sekolah untuk vaksinasi COVID anak usia 6-11 tahun
Baca juga: Dinkes DKI minta masyarakat lengkapi imunisasi dasar anak
Baca juga: Menghadirkan atensi bagi anak korban pandemi