Pupuk Kaltim tingkatkan kualitas produk UMKM mitra binaan
30 November 2021 16:51 WIB
Pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terlihat dari arah laut di Bontang, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/kye/aa.
Jakarta (ANTARA) - Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) terus memperkuat peran dalam melakukan pembinaan UMKM di Indonesia yang menjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi.
VP CSR PKT Anggono Wijaya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan berbagai UMKM tengah menjadi mitra binaan perusahaan, salah satunya adalah UMKM yang bergerak di bidang produk makanan olahan.
"Mitra binaan senantiasa didorong menghadirkan produk higienis serta memenuhi aspek kesehatan dan kelayakan konsumsi, yang menjadi landasan PKT dalam memberikan ufasilitas pendampingan secara intensif melalui berbagai uji laboratorium dan sertifikasi," katanya.
UMKM Pempek Kenanga F12 menjadi contoh binaan Pupuk Kaltim sejak 2015.
Pimpinan Pempek Kenanga F12 Dewi Malichah mengatakan sejak mengikuti pendampingan dari PKT, kini kian berkembang, bahkan mendapat sejumlah penghargaan.
Penghargaan terbaru berupa penghargaan Unit Pengolahan Ikan (UPI) terbaik pertama skala mikro kecil, dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, dalam rangka peringatan Hari Ikan Nasional 2021.
Diungkapkan Dewi, penghargaan ini sebagai bukti komitmen usahanya menjaga kualitas produksi pengolahan ikan menjadi produk higienis yang sesuai standar kesehatan dan kelayakan, berdasarkan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Proses pengolahan ikan Pempek Kenanga F12 juga telah meraih Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dari Kementerian KKP, karena telah memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Standar Sanitasi sesuai prinsip Good Manufacturing Practices.
“Prestasi ini tak lepas dari pembinaan PKT, hingga kami berhasil menjadi perwakilan Kaltim sebagai UPI terbaik untuk skala kecil dengan administrasi yang lengkap,” kata Dewi.
Usaha pempek ini difasilitasi beragam pengurusan dokumen kelengkapan usaha, mulai dari sertifikasi Halal oleh MUI, sertifikat merek dan hak paten hingga uji BPOM, disamping penguatan kapasitas usaha dengan berbagai dukungan fasilitas penunjang lainnya.
Kini penjualan pempek Kenanga F12 tak hanya menyasar pasar lokal Bontang dan Kaltim saja, tapi juga memenuhi permintaan konsumen dari berbagai daerah di Indonesia, dengan tingkat penjualan mencapai 150 hingga 200 kg per bulan.
Beragam inovasi pun dikembangkan, mulai jaminan ketahanan produk dalam waktu lama, hingga proses pengiriman yang lebih efisien, agar produk sampai di tangan konsumen dalam kondisi baik dan terjaga.
"Saat ini kami juga mencoba inovasi cuka dalam bentuk bubuk, agar memudahkan konsumen dan lebih efisien untuk pengiriman. Tapi yang pasti, kualitas dan mutu produk akan terus menjadi prioritas yang terus kami jaga ke depannya,” ujar Dewi.
Baca juga: Makrifah Herbal binaan Pupuk Kaltim raih Paramakarya 2021
Baca juga: PKT komitmen dukung pengembangan UMKM di Kaltim
Baca juga: 2 mitra binaan Pupuk Kaltim raih sertifikasi pangan SNI
Baca juga: Pupuk Kaltim bantu UMKM lokal "go digital" lewat aplikasi Mitros
VP CSR PKT Anggono Wijaya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan berbagai UMKM tengah menjadi mitra binaan perusahaan, salah satunya adalah UMKM yang bergerak di bidang produk makanan olahan.
"Mitra binaan senantiasa didorong menghadirkan produk higienis serta memenuhi aspek kesehatan dan kelayakan konsumsi, yang menjadi landasan PKT dalam memberikan ufasilitas pendampingan secara intensif melalui berbagai uji laboratorium dan sertifikasi," katanya.
UMKM Pempek Kenanga F12 menjadi contoh binaan Pupuk Kaltim sejak 2015.
Pimpinan Pempek Kenanga F12 Dewi Malichah mengatakan sejak mengikuti pendampingan dari PKT, kini kian berkembang, bahkan mendapat sejumlah penghargaan.
Penghargaan terbaru berupa penghargaan Unit Pengolahan Ikan (UPI) terbaik pertama skala mikro kecil, dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, dalam rangka peringatan Hari Ikan Nasional 2021.
Diungkapkan Dewi, penghargaan ini sebagai bukti komitmen usahanya menjaga kualitas produksi pengolahan ikan menjadi produk higienis yang sesuai standar kesehatan dan kelayakan, berdasarkan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Proses pengolahan ikan Pempek Kenanga F12 juga telah meraih Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dari Kementerian KKP, karena telah memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Standar Sanitasi sesuai prinsip Good Manufacturing Practices.
“Prestasi ini tak lepas dari pembinaan PKT, hingga kami berhasil menjadi perwakilan Kaltim sebagai UPI terbaik untuk skala kecil dengan administrasi yang lengkap,” kata Dewi.
Usaha pempek ini difasilitasi beragam pengurusan dokumen kelengkapan usaha, mulai dari sertifikasi Halal oleh MUI, sertifikat merek dan hak paten hingga uji BPOM, disamping penguatan kapasitas usaha dengan berbagai dukungan fasilitas penunjang lainnya.
Kini penjualan pempek Kenanga F12 tak hanya menyasar pasar lokal Bontang dan Kaltim saja, tapi juga memenuhi permintaan konsumen dari berbagai daerah di Indonesia, dengan tingkat penjualan mencapai 150 hingga 200 kg per bulan.
Beragam inovasi pun dikembangkan, mulai jaminan ketahanan produk dalam waktu lama, hingga proses pengiriman yang lebih efisien, agar produk sampai di tangan konsumen dalam kondisi baik dan terjaga.
"Saat ini kami juga mencoba inovasi cuka dalam bentuk bubuk, agar memudahkan konsumen dan lebih efisien untuk pengiriman. Tapi yang pasti, kualitas dan mutu produk akan terus menjadi prioritas yang terus kami jaga ke depannya,” ujar Dewi.
Baca juga: Makrifah Herbal binaan Pupuk Kaltim raih Paramakarya 2021
Baca juga: PKT komitmen dukung pengembangan UMKM di Kaltim
Baca juga: 2 mitra binaan Pupuk Kaltim raih sertifikasi pangan SNI
Baca juga: Pupuk Kaltim bantu UMKM lokal "go digital" lewat aplikasi Mitros
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: