Puluhan aksara kuno babad-lontar Suku Sasak dipamerkan Museum NTB
30 November 2021 16:43 WIB
Sebagian dari 42 aksara kuno dalam babad dan lontar Suku Sasak dipamerkan di Museum Nusa Tenggara Barat (NTB), Kota Mataram, sejak 30 November sampai 5 Desember 2021. ANTARA/Tim Magang UIN Mataram.
Mataram (ANTARA) - Sebanyak 42 aksara kuno dalam babad dan lontar Suku Sasak dipamerkan di Museum Nusa Tenggara Barat (NTB), Mataram, sejak 30 November sampai 5 Desember 2021.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, Julmansyah, Selasa, di Mataram menjelaskan tujuan dari kegiatan ini untuk memperkenalkan aksara, babad dan lontar Suku Sasak pada masa silam.
Ia menjelaskan bahwa dengan cara itu bisa merawat memori sejarah dan politik daerah NTB.
"Karena lewat naskah kita bisa mengetahui apa yang terjadi di abad terdahulu," katanya.
Julmansyah menambahkan museum dan perpustakaan ibarat dua mata koin yang tidak bisa dipisahkan. Museum merupakan etalase masa lalu sedangkan perpustakaan merupakan etalase masa depan.
Sementara itu, Kepala Museum NTB, Bunyamin berharap masyarakat NTB baik pelajar maupun masyarakat umum dapat mengunjungi pameran tersebut
"Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan masyarakat khususnya pelajar, sehingga tumbuh dalam diri kita rasa bangga," katanya.
Baca juga: Andrew Friend, bule AS pencipta kamus Bahasa Suku Sasak
Baca juga: Suradipa The Journey dan "folksong" Suku Sasak
Baca juga: Melestarikan kearifan lokal "Gumi Sasak"
Baca juga: Rinjani, gunungnya Suku Sasak
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, Julmansyah, Selasa, di Mataram menjelaskan tujuan dari kegiatan ini untuk memperkenalkan aksara, babad dan lontar Suku Sasak pada masa silam.
Ia menjelaskan bahwa dengan cara itu bisa merawat memori sejarah dan politik daerah NTB.
"Karena lewat naskah kita bisa mengetahui apa yang terjadi di abad terdahulu," katanya.
Julmansyah menambahkan museum dan perpustakaan ibarat dua mata koin yang tidak bisa dipisahkan. Museum merupakan etalase masa lalu sedangkan perpustakaan merupakan etalase masa depan.
Sementara itu, Kepala Museum NTB, Bunyamin berharap masyarakat NTB baik pelajar maupun masyarakat umum dapat mengunjungi pameran tersebut
"Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan masyarakat khususnya pelajar, sehingga tumbuh dalam diri kita rasa bangga," katanya.
Baca juga: Andrew Friend, bule AS pencipta kamus Bahasa Suku Sasak
Baca juga: Suradipa The Journey dan "folksong" Suku Sasak
Baca juga: Melestarikan kearifan lokal "Gumi Sasak"
Baca juga: Rinjani, gunungnya Suku Sasak
Pewarta: Riza Fahriza*Tim Magang UIN Mataram
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: