Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan dalam upaya menarik investor ke Indonesia hendaknya jangan lagi mengandalkan upah buruh rendah tapi harus didasarkan kepada sumber kompetitif yang ada di Tanah Air.

"Tidak boleh lagi andalkan upah buruh rendah untuk tarik investor tapi harus didasarkan kepada sumber kompetitif," kata Wapres Boediono saat memberikan pidato dalam acara pembukaan Kongres ke-VI Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), di Jakarta, Minggu.

Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar serta Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto.

Menurut Wapres, pemerintah wajib mempekerjalan segala ruang lingkup untuk bisa memacu terjadinya investasi dan investasi yang diciptakan harus benar-benar mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas.

Pemerintah, kata Wapres, akan terus membangun infrastruktur agar mampu menarik sebanyak mungkin investor dari dalam dan luar negeri.

Infrastruktur yang dimaksud, kata Boediono, adalah menjaga dan menjamin ketersediaan gas, membangun sarana listrik dengan cepat, izin dan pengadaan tanah perlu dipermudah, kepastian hukum yang ditingkatkan serta adanya dukungan modal bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang harus ditingkatkan.

"Pemerintah akan komitmen untuk terus menciptakan lapangan pekerjaan dengan terus menarik para investor dan pemerintah akan berupaya untuk membangun infrastrukturnya," kata Boediono.

Wapres mengatakan pemerintah memberi perhatian yang besar bagi kesejahteraan buruh dan diharapkan segala kebijakan yang ditetapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang belum bekerja.

Diingatkan Wapres juga, masalah yang dihadapi bangsa Indonesia berupa masih tingginya angka pencari kerja merupakan suatu yang tidak bisa ditunggu.

"Tapi dengan semangat bersama antara pemerintah, pengusaha dan buruh maka saya yakin bahwa badai yang dialami bangsa Indonesia bisa diatasi. pemerintah terbuka untuk mencari solusi, para menteri dan saya sendiri akan selalu terbuka cari solusi," kata wapres Boediono.
(*)