Jakarta (ANTARA) - Kemenparekraf akan mengabadikan data-data detail mengenai desa wisata yang masuk nominasi 50 besar desa terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dalam bentuk buku, kata Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Henky Manurung.

"Akan dicoba diramu menjadi buku yang mudah dinikmati, dalam bentuk e-book atau hardbook," kata Henky dalam konferensi pers daring, Kamis.

Buku tersebut akan dibuat dalam waktu dekat dan mengandung informasi yang berguna untuk para pelaku perjalanan. Dia mengatakan, Kemenparekraf yakin desa wisata akan menjadi tujuan dan atraksi liburan baru di Indonesia.

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 bisa membantu desa wisata di Tanah Air untuk berjuang bangkit di tengah pandemi COVID-19.

Program ini diharapkan bisa mewujudkan visi Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Ada 1.831 jumlah peserta yang terdaftar dalam ADWI yang dinilai berdasarkan tujuh kategori, yaitu homestay, toilet, suvenir, desa digital, CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability), konten kreatif, serta daya tarik wisata. Semua kategori itu didasarkan pada empat pilar utama yaitu pengelolaan atau manajemen, sosial budaya, ekonomi, dan pelestarian lingkungan. Pemenangnya akan diumumkan pada 7 Desember 2021.

Pengembangan desa wisata di Indonesia dilakukan untuk menciptakan destinasi yang berkualitas, "resilient" dan berkelanjutan. Desa wisata adalah kawasan dengan potensi dan keunikan daya tarik wisata khas, yakni merasakan pengalaman keunikan kehidupan dan tradisi masyarakat di pedesaan dengan segala potensinya.

Sebuah kawasan bisa jadi desa wisata bila punya daya tarik wisata, entah itu alam, budaya atau buatan, punya komunitas masyarakat, punya potensi sumber daya manusia lokal yang bisa terlibat dalam aktivitas pengembangan desa wisata, punya kelembagaan pengelolaan, punya dukungan dan peluang ketersediaan fasilitas dan sarana prasarana dasar untuk mendukung kegiatan wisata serta punya peluang pengembangan pasar wisatawan.

Baca juga: Menparekraf harap desa wisata Lembang Nonongan jadi destinasi unggulan

Baca juga: Menparekraf: Desa wisata di Tana Toraja dapat jadi daya ungkit ekonomi

Baca juga: KSP sebut 45 desa wisata Lombok siap sambut wisatawan WSBK