Prosesi Jalan Salib di GMIM Sario Manado
23 April 2011 21:40 WIB
Dua umat Nasrani memeragakan drama penyaliban Yesus, pada prosesi jalan salib yang menceritakan tentang kisah kesengsaraan Yesus, di Gereja Santo Athanasius Agung, Karangpanas, Semarang, Jateng, Jumat (22/4).. (ANTARA/R. Rekotomo/tom/ss/nz/11)
Manado (ANTARA News) - Ratusan remaja dan anak sekolah turut meramaikan proses "jalan Salib" yang digelar jemaat Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Getsemani Sario Kotabaru Manado, dalam memperingati Paskah, Sabtu.
Dalam kegiatan yang dilepas langsung ketua jemaat GMIM Sario Kotabaru, Pendeta G Laoh itu, proses penyaliban Yesus Kristus turut diperagakan sejumlah remaja gereja itu.
Setelah acara dimulai pukul 18.30 WITA itu, para jemaat langsung berpawai melintasi beberapa ruas jalan di Kecamatan Sario, Kota Manado, sambil menyanyikan lagu-lagu rohani serta memperagakan bagaimana Yesus di Salib hanya karena menebus dosa-dosa manusia.
Beberapa remaja berpakaian layaknya tentara Romawi pada zaman dulu, lengkap dengan peralatan pedang dan sebagainya mengiringi perjalanan Yesus yang memikul Salib.
Bahkan ada yang rela berteriak memaki dan memukuli Yesus, seperti diajarkan pada Firman Tuhan melalui Alkitab, dan terjatuh serta dilumuri pewarna merah menandakan darah.
Sementara beberapa remaja lainnya membawa obor sebagai pelita hidup, dengan tertib melakukan prosesi jalan Salib dengan tertib dan disaksikan langsung sejumlah warga setempat.
Salah satu anggota majelis jemaat GMIM Sario Kotabaru, Penatua Jendry Keintjem, bahwa proses yang dilakukan jemaat itu untuk mengingatkan kembali perjalanan Yesus Kristus ketika di Salib pada 2000 tahun lalu.
Kemudian proses itu memberikan makna bagi umat Kristen di dunia, terutama di Kota Manado, untuk selalu membawa kebenaran dan keadilan di dunia, dengan saling menghargai dan membantu sesama manusia yang membutuhkannya.
Pada kesempatan itu juga, para jemaat mendoakan akan bangsa Indonesia agar selalu dijauhkan dari berbagai cobaan dan gangguan, terutama sering terjadinya bencana alam, ancaman terorisme dan seagainya.(*)
(T.H013/Z002)
Dalam kegiatan yang dilepas langsung ketua jemaat GMIM Sario Kotabaru, Pendeta G Laoh itu, proses penyaliban Yesus Kristus turut diperagakan sejumlah remaja gereja itu.
Setelah acara dimulai pukul 18.30 WITA itu, para jemaat langsung berpawai melintasi beberapa ruas jalan di Kecamatan Sario, Kota Manado, sambil menyanyikan lagu-lagu rohani serta memperagakan bagaimana Yesus di Salib hanya karena menebus dosa-dosa manusia.
Beberapa remaja berpakaian layaknya tentara Romawi pada zaman dulu, lengkap dengan peralatan pedang dan sebagainya mengiringi perjalanan Yesus yang memikul Salib.
Bahkan ada yang rela berteriak memaki dan memukuli Yesus, seperti diajarkan pada Firman Tuhan melalui Alkitab, dan terjatuh serta dilumuri pewarna merah menandakan darah.
Sementara beberapa remaja lainnya membawa obor sebagai pelita hidup, dengan tertib melakukan prosesi jalan Salib dengan tertib dan disaksikan langsung sejumlah warga setempat.
Salah satu anggota majelis jemaat GMIM Sario Kotabaru, Penatua Jendry Keintjem, bahwa proses yang dilakukan jemaat itu untuk mengingatkan kembali perjalanan Yesus Kristus ketika di Salib pada 2000 tahun lalu.
Kemudian proses itu memberikan makna bagi umat Kristen di dunia, terutama di Kota Manado, untuk selalu membawa kebenaran dan keadilan di dunia, dengan saling menghargai dan membantu sesama manusia yang membutuhkannya.
Pada kesempatan itu juga, para jemaat mendoakan akan bangsa Indonesia agar selalu dijauhkan dari berbagai cobaan dan gangguan, terutama sering terjadinya bencana alam, ancaman terorisme dan seagainya.(*)
(T.H013/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: