IHSG berpotensi menguat seiring pasar amati perkembangan Omicron
30 November 2021 09:49 WIB
Arsip foto - Karyawan memegang kacamata miliknya saat mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/pri.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa berpotensi menguat seiring pelaku pasar yang masih mengamati perkembangan varian baru COVID-19 Omicron.
IHSG pagi ini dibuka melemah 2,49 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.605,8. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,11 poin atau 0,01 persen ke posisi 950,78.
"Sejalan dengan rebound mayoritas indeks global, IHSG berpeluang melanjutkan technical rebound ke kisaran 6650-6680 pada perdagangan Selasa ini," kata Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Pelaku pasar tampaknya masih mencermati perkembangan varian Omicron dan antisipasi pemangkasan pembelian obligasi oleh The Fed.
Dari AS, indeks-indeks Wall Street mencatatkan rebound pada perdagangan Senin (29/11), merespon penyataan Presiden AS Joe Biden bahwa economic lockdown bukan merupakan pilihan Pemerintah AS dalam menghadapi varian Omicron.
Peningkatan risiko ketidakpastian akibat varian baru coronavirus tersebut turut menekan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ke kisaran 1,502 persen pada Senin (29/11) dari level tertingginya di 1,667 persen pada 23 November 2021 lalu.
Hal itu memicu penguatan saham-saham teknologi, seperti Tesla, Microsoft, Amazon dan Apple pada perdagangan awal pekan. Saham-saham yang berkaitan dengan travel, seperti United Airlines, Royal Caribbean dan TJX Companies juga ditutup menguat.
Pelaku pasar di Eropa juga terlihat sudah melakukan "price-in" terhadap kabar varian baru Omicron melalui pelemahan atau sell-off pada perdagangan Jumat (26/11) lalu.
Mayoritas indeks di Eropa mencatatkan rebound pada perdagangan Senin (29/11), setelah seorang dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menemukan varian itu mengatakan bahwa gejala yang ditimbulkan dari varian baru tersebut pada kasus-kasus baru sejauh ini bersifat sangat ringan.
Dari regional Asia, China dijadwalkan merilis NBS Manufacturing PMI yang diperkirakan membaik ke 49,6 pada November 2021 pada pagi ini.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 338,12 poin atau 1,2 persen ke 28.622,04, indeks Hang Seng turun 127,81 poin atau 0,54 persen ke 23.724,43, dan indeks Straits Times meningkat 1,32 atau 0,04 persen ke 3.121,9.
IHSG pagi ini dibuka melemah 2,49 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.605,8. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,11 poin atau 0,01 persen ke posisi 950,78.
"Sejalan dengan rebound mayoritas indeks global, IHSG berpeluang melanjutkan technical rebound ke kisaran 6650-6680 pada perdagangan Selasa ini," kata Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Pelaku pasar tampaknya masih mencermati perkembangan varian Omicron dan antisipasi pemangkasan pembelian obligasi oleh The Fed.
Dari AS, indeks-indeks Wall Street mencatatkan rebound pada perdagangan Senin (29/11), merespon penyataan Presiden AS Joe Biden bahwa economic lockdown bukan merupakan pilihan Pemerintah AS dalam menghadapi varian Omicron.
Peningkatan risiko ketidakpastian akibat varian baru coronavirus tersebut turut menekan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ke kisaran 1,502 persen pada Senin (29/11) dari level tertingginya di 1,667 persen pada 23 November 2021 lalu.
Hal itu memicu penguatan saham-saham teknologi, seperti Tesla, Microsoft, Amazon dan Apple pada perdagangan awal pekan. Saham-saham yang berkaitan dengan travel, seperti United Airlines, Royal Caribbean dan TJX Companies juga ditutup menguat.
Pelaku pasar di Eropa juga terlihat sudah melakukan "price-in" terhadap kabar varian baru Omicron melalui pelemahan atau sell-off pada perdagangan Jumat (26/11) lalu.
Mayoritas indeks di Eropa mencatatkan rebound pada perdagangan Senin (29/11), setelah seorang dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menemukan varian itu mengatakan bahwa gejala yang ditimbulkan dari varian baru tersebut pada kasus-kasus baru sejauh ini bersifat sangat ringan.
Dari regional Asia, China dijadwalkan merilis NBS Manufacturing PMI yang diperkirakan membaik ke 49,6 pada November 2021 pada pagi ini.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 338,12 poin atau 1,2 persen ke 28.622,04, indeks Hang Seng turun 127,81 poin atau 0,54 persen ke 23.724,43, dan indeks Straits Times meningkat 1,32 atau 0,04 persen ke 3.121,9.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: