Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura Wiranto mengatakan fenomena "kutu loncat" adalah tabu dan memalukan pada partai-partai berbasis ideologi.

"Karena ini soal ideologi (dulu). Tetapi kan ini agaknya berubah, terutama di era kebebasan pascareformasi, di mana partai tak berbasis ideologi, tapi pragmatis," katanya di Jakarta, Sabtu.

Dia mengemukakan bahwa bagi sebagian orang, pindah partai bukan masalah demi mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan.

"Jadi, demi kekuasaan, untuk kepentingan sesaat, kepentingan pribadi, bukan ideologi dan hati nurani. Hanya karena alasan pragamatis, tujuan singkat, kepentingan pribadi," ujarnya lalu mengatakan "Ini tidak bagus, janganlah. Dan kalau sudah ada yang terlanjur karena itu, jangan lagi," katanya.

Wiranto juga mengatakan dia dan partainya tak ingin terjebak dalam masalah sosok untuk Calon presiden.

"Ini seakan kita berorientasi kekuasaan, lalu mengingkari misi kerakyatan partai kami," katanya usai memberi pengarahan pada Pembukaan Rapat Pemantapan Program Pemenangan Pemilu DPP Partai Hanura yang digelar Bappilu partai tersebut.

Ketika ditanya soal Capres jalur independen, dia mengatakan hal itu berarti akan membawa bangsa pada merombak sistem.

"Kita terjebak lagi pada merombak-rombak sistem. Janganlah kita terbiasa terburu-buru mencari jalan keluar, jadi hanya ingin menjawab sesuatu karena ada kekecewaan. Ini tak benar dalam berdemokrasi yang sesuai konstitusi," katanya.

Wiranto mengemukakan saat ini tidak mudah memang masuk kancah politik dengan hanya bermodal hati nurani.

"Tetapi saya yakin seyakin-yakinnya, berpolitik harus pakai moral, hati nurani, kendati kenyataannya sering berhadapan dengan soal bahwa dalam politik, hanya kepentingan yang abadi. Juga ada sikap halalkan segala cara. Tapi, semua itu kan adagium yang tak mutlak," ujarnya.
(M036/A038)