Tokyo (ANTARA News) - Greenpeace, Kamis, mengirimkan kapal Rainbow Warrior ke Jepang untuk menguji air laut dan kehidupan laut di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir yang mengalami kebocoran radiasi akibat bencana gempa bumi dan tsunami Jepang.

Kapal itu telah meninggalkan Taiwan dan dipersiapkan untuk memulai pengujian pertamanya Rabu mendatang, kata kelompok aktivis lingkungan hidup, yang juga telah memantau radiasi udara dan tanah dan produksi makanan di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir itu.

Operator pembangkit listrik tenaga nuklir itu Tokyo Electric Power Co (TEPCO), Kamis, mengatakan sekitar 520 ton kebocoran radiasi yang telah mencapai laut antara 1-6 April melalui celah di lubang penyimpanan memiliki kadar radiasi 4.700 terabecquerel (TBq) - 20.000 kali di atas ambang batas legal tahunan pembangkit nuklir.

TEPCO juga membuang 10.000 ton air radioaktif tingkat rendah ke Samudera Pasifik untuk menurunkan volume air terkontaminasi radiasi di ruang penyimpanan dan memberi ruang bagi peningkatan aliran air terkontaminasi yang telah dihasilkan dalam operasi darurat beberapa pekan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Greenpeace Jepang Junichi Sato mengatakan pengujian air penting karena "Jepang sangat bergantung pada lautan sebagai salah satu pasokan bahan pangan."

Greenpeace pertama kali meluncurkan Rainbow Warrior pada tahun 1978. Kapal itu dikirim ke Perairan Pasifik sebagai kampanye protes terhadap tes nuklir oleh Amerika Serikat dan Prancis, sebelum kapal itu ditenggelamkan agen-agen Perancis di pelabuhan Selandia Baru pada 1985.

Rainbow Warrior II diluncurkan pada 1989 dan sekarang mendekati batas akhir rekomendasinya, setelah itu kapal tersebut akan digantikan oleh Rainbow Warrior III, kata kelompok itu seperti dikutip AFP.

G003/H-AK