Luhut pastikan kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali
28 November 2021 20:46 WIB
Ilustrasi - Jarum suntik medis dan dua botol terlihat di depan teks Omicron COVID-19 di latar belakang. ANTARA/Pavlo Gonchar / SOPA Images via Reuters/Sipa USA/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali di tengah merebaknya varian baru Omicron di sejumlah negara.
"Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali, bahkan pada hari ini kita hanya mencatatkan 275 kasus baru dan hanya 1 kasus fatality," katanya dalam konferensi pers mengenai respon pemerintah dalam menghadapi varian Omicron secara daring di Jakarta, Minggu.
Meski demikian, Luhut mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dengan peningkatan kasus Covid-19 di banyak negara, varian Omicron yang baru muncul hingga ancamam peningkatan kasus akibat momentim Natal dan Tahun Baru.
Baca juga: Karantina WNA-WNI dari luar negeri 7 hari cegah varian Omicron
Selain pengetatan kedatangan dari luar negeri, pemerintah akan terus mendorong disiplin protokol kesehatan dan penggunaan PeduliLindungi terhadap berbagai relaksasi aktivitas masyarakat yang sudah dibuka oleh pemerintah.
"Disiplin protokol kesehatan ini yang akhir-akhir ini mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Kami mohon sekali lagi supaya kita semua saling mengingatkan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan vaksinasi itu betul-betul harus kita patuhi," katanya.
Pemerintah, lanjut Luhut, juga terus mendorong percepatan vaksinasi terutama untuk lansia, mengingat mereka adalah salah satu kelompok yang paling rentan terdampak Covid-19.
Baca juga: Pemerintah larang WNA 11 negara masuk cegah importasi Omicron
Luhut juga mengingatkan masyarakat agar tidak perlu panik dalam menyikapi varian Omicron. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah pengetatan kedatangan dari luar negeri dan akan meningkatkan aktivitas genome sequencing untuk mendeteksi varian Omicron.
Selain itu, peningkatan protokol kesehatan dan kepatuhan terhadap penggunaan Peduli Lindungi juga akan terus ditingkatkan, dan upaya ini membutuhkan kerja sama yang erat dari masyarakat.
"Berangkat dari pengalaman kita terakhir menangani delta varian, manakala kita semua kompak, bahu membahu, tidak perlu saling menyalahkan karena yang kami putuskan ini juga pemerintah sudah mendapat masukan dari para ahli epidemiolog yang telah dari waktu ke waktu menjadi partner pemerintah untuk membuat keputusan penanganan Covid-19," katanya.
Lebih lanjut, ketika ditanya pertimbangan untuk melakukan lockdown, Luhut menyebut pemerintah mencari titik tengah atau ekuilibrum antara penanganan kesehatan dan geliat ekonomi.
Ia pun meyakini Indonesia lebih canggih dalam penanganan Covid-19 sebelumnya.
"Karena pengalaman lockdown itu juga tidak menyelesaikan masalah. Kita lihat banyak negara yang melakukan lockdown itu malah dapat serangan lebih banyak. Kita yang lakukan pendekatan PPKM akan lebih baik," katanya.
"Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali, bahkan pada hari ini kita hanya mencatatkan 275 kasus baru dan hanya 1 kasus fatality," katanya dalam konferensi pers mengenai respon pemerintah dalam menghadapi varian Omicron secara daring di Jakarta, Minggu.
Meski demikian, Luhut mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dengan peningkatan kasus Covid-19 di banyak negara, varian Omicron yang baru muncul hingga ancamam peningkatan kasus akibat momentim Natal dan Tahun Baru.
Baca juga: Karantina WNA-WNI dari luar negeri 7 hari cegah varian Omicron
Selain pengetatan kedatangan dari luar negeri, pemerintah akan terus mendorong disiplin protokol kesehatan dan penggunaan PeduliLindungi terhadap berbagai relaksasi aktivitas masyarakat yang sudah dibuka oleh pemerintah.
"Disiplin protokol kesehatan ini yang akhir-akhir ini mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Kami mohon sekali lagi supaya kita semua saling mengingatkan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan vaksinasi itu betul-betul harus kita patuhi," katanya.
Pemerintah, lanjut Luhut, juga terus mendorong percepatan vaksinasi terutama untuk lansia, mengingat mereka adalah salah satu kelompok yang paling rentan terdampak Covid-19.
Baca juga: Pemerintah larang WNA 11 negara masuk cegah importasi Omicron
Luhut juga mengingatkan masyarakat agar tidak perlu panik dalam menyikapi varian Omicron. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah pengetatan kedatangan dari luar negeri dan akan meningkatkan aktivitas genome sequencing untuk mendeteksi varian Omicron.
Selain itu, peningkatan protokol kesehatan dan kepatuhan terhadap penggunaan Peduli Lindungi juga akan terus ditingkatkan, dan upaya ini membutuhkan kerja sama yang erat dari masyarakat.
"Berangkat dari pengalaman kita terakhir menangani delta varian, manakala kita semua kompak, bahu membahu, tidak perlu saling menyalahkan karena yang kami putuskan ini juga pemerintah sudah mendapat masukan dari para ahli epidemiolog yang telah dari waktu ke waktu menjadi partner pemerintah untuk membuat keputusan penanganan Covid-19," katanya.
Lebih lanjut, ketika ditanya pertimbangan untuk melakukan lockdown, Luhut menyebut pemerintah mencari titik tengah atau ekuilibrum antara penanganan kesehatan dan geliat ekonomi.
Ia pun meyakini Indonesia lebih canggih dalam penanganan Covid-19 sebelumnya.
"Karena pengalaman lockdown itu juga tidak menyelesaikan masalah. Kita lihat banyak negara yang melakukan lockdown itu malah dapat serangan lebih banyak. Kita yang lakukan pendekatan PPKM akan lebih baik," katanya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: