Honda gunakan teknologi kecerdasan buatan hindari potensi kecelakaan
28 November 2021 10:57 WIB
Arsip Foto - Logo Honda Motor Co, produsen mobil terbesar kedua di Jepang, terlihat di depan kantor pusat perusahaan di Tokyo, Selasa (27/1/2009). ANTARA/REUTERS/Yuriko Nakao/am.
Jakarta (ANTARA) - Honda Motor Co. mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam kendaraannya untuk memperingatkan pengemudi akan bahaya lalu lintas yang akan segera terjadi dan membantu mereka menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
Dikutip dari Kyodo, Minggu, hal itu dilakukan lantaran pembuat mobil dan sepeda motor Jepang itu bertujuan untuk memenuhi target nol kematian pada tahun 2050.
Teknologi bantuan pengemudi bertenaga kecerdasan buatan Honda diresmikan baru-baru ini oleh pembuat mobil dan dikatakan sebagai yang pertama di dunia. Teknologi itu memeriksa pergerakan dan kesehatan pengemudi menggunakan kamera pemantau dan sensor.
Honda berencana untuk menempatkan teknologi, termasuk fungsionalitas yang memperingatkan terhadap risiko dengan mengencangkan sabuk pengaman pengemudi atau memancarkan peringatan yang dapat didengar, ke dalam kendaraannya pada paruh kedua tahun 2020an.
Produsen mobil Jepang sedang meningkatkan pengembangan teknologi keselamatan mereka, seperti sistem pengereman otomatis. Industri otomotif juga mengalami peningkatan persaingan untuk mengembangkan mobil yang terhubung ke internet.
Baca juga: Honda belum rencanakan produksi RS SUV Concept
Sistem pengencangan sabuk pengaman otomatis akan memperingatkan pengemudi tentang pejalan kaki yang berisiko di depan mobil.
Dalam situasi lain, jika seorang pengemudi mencoba mengubah jalur ketika kendaraan lain mendekat dari belakang, mereka akan diberikan peringatan suara 3D yang berasal dari speaker di dalam kendaraan, kata Honda.
Fungsi keselamatan lainnya termasuk kursi yang bergetar untuk mencegah pengemudi tertidur dan memberikan bantuan kemudi dalam menanggapi mengemudi yang tidak menentu, yang lebih mungkin terjadi pada pengemudi lanjut usia.
Pejalan kaki juga bisa mendapatkan peringatan ponsel cerdas yang akan membantu mereka menghindari terlibat dalam insiden lalu lintas yang berbahaya.
Honda sedang mengembangkan teknologi lain dengan operator seluler SoftBank Corp. yang menghubungkan pengemudi dan pengguna jalan lainnya melalui jaringan telekomunikasi.
Informasi yang dikumpulkan dari dalam kendaraan atau kamera lain akan digunakan untuk memprediksi situasi lalu lintas yang berbahaya dengan bantuan kecerdasan buatan dan orang-orang yang menghadapi bahaya akan diperingatkan, kata pembuat mobil tersebut.
"Untuk mewujudkan masyarakat bebas tabrakan di mana semua pengguna jalan saling peduli dan kebebasan mobilitas menjadi mungkin, kami akan lebih mempercepat inisiatif industri dan publik-swasta kami," Keiji Otsu yang mengepalai bagian penelitian Honda yakni Honda R&D Co.
Jepang telah melihat jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas menurun dalam beberapa tahun terakhir. Angka untuk tahun 2020 mencapai 2.839, terendah sejak data tersedia pada tahun 1948, menandai penurunan 11,7 persen dari tahun sebelumnya, menurut Badan Kepolisian Nasional.
Di antara pembuat mobil besar Jepang, Toyota Motor Corp. telah mengembangkan sistem yang menggunakan data besar untuk menghindari insiden akselerasi yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh pengemudi yang salah menginjak pedal gas daripada menginjak rem.
Baca juga: Honda New CB150X laris manis di GIIAS 2021
Baca juga: AHM dukung pengembangan vokasi di NTB
Baca juga: Ridwan Kamil bangga atas penyelenggaraan DBL West Java Series 2021
Dikutip dari Kyodo, Minggu, hal itu dilakukan lantaran pembuat mobil dan sepeda motor Jepang itu bertujuan untuk memenuhi target nol kematian pada tahun 2050.
Teknologi bantuan pengemudi bertenaga kecerdasan buatan Honda diresmikan baru-baru ini oleh pembuat mobil dan dikatakan sebagai yang pertama di dunia. Teknologi itu memeriksa pergerakan dan kesehatan pengemudi menggunakan kamera pemantau dan sensor.
Honda berencana untuk menempatkan teknologi, termasuk fungsionalitas yang memperingatkan terhadap risiko dengan mengencangkan sabuk pengaman pengemudi atau memancarkan peringatan yang dapat didengar, ke dalam kendaraannya pada paruh kedua tahun 2020an.
Produsen mobil Jepang sedang meningkatkan pengembangan teknologi keselamatan mereka, seperti sistem pengereman otomatis. Industri otomotif juga mengalami peningkatan persaingan untuk mengembangkan mobil yang terhubung ke internet.
Baca juga: Honda belum rencanakan produksi RS SUV Concept
Sistem pengencangan sabuk pengaman otomatis akan memperingatkan pengemudi tentang pejalan kaki yang berisiko di depan mobil.
Dalam situasi lain, jika seorang pengemudi mencoba mengubah jalur ketika kendaraan lain mendekat dari belakang, mereka akan diberikan peringatan suara 3D yang berasal dari speaker di dalam kendaraan, kata Honda.
Fungsi keselamatan lainnya termasuk kursi yang bergetar untuk mencegah pengemudi tertidur dan memberikan bantuan kemudi dalam menanggapi mengemudi yang tidak menentu, yang lebih mungkin terjadi pada pengemudi lanjut usia.
Pejalan kaki juga bisa mendapatkan peringatan ponsel cerdas yang akan membantu mereka menghindari terlibat dalam insiden lalu lintas yang berbahaya.
Honda sedang mengembangkan teknologi lain dengan operator seluler SoftBank Corp. yang menghubungkan pengemudi dan pengguna jalan lainnya melalui jaringan telekomunikasi.
Informasi yang dikumpulkan dari dalam kendaraan atau kamera lain akan digunakan untuk memprediksi situasi lalu lintas yang berbahaya dengan bantuan kecerdasan buatan dan orang-orang yang menghadapi bahaya akan diperingatkan, kata pembuat mobil tersebut.
"Untuk mewujudkan masyarakat bebas tabrakan di mana semua pengguna jalan saling peduli dan kebebasan mobilitas menjadi mungkin, kami akan lebih mempercepat inisiatif industri dan publik-swasta kami," Keiji Otsu yang mengepalai bagian penelitian Honda yakni Honda R&D Co.
Jepang telah melihat jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas menurun dalam beberapa tahun terakhir. Angka untuk tahun 2020 mencapai 2.839, terendah sejak data tersedia pada tahun 1948, menandai penurunan 11,7 persen dari tahun sebelumnya, menurut Badan Kepolisian Nasional.
Di antara pembuat mobil besar Jepang, Toyota Motor Corp. telah mengembangkan sistem yang menggunakan data besar untuk menghindari insiden akselerasi yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh pengemudi yang salah menginjak pedal gas daripada menginjak rem.
Baca juga: Honda New CB150X laris manis di GIIAS 2021
Baca juga: AHM dukung pengembangan vokasi di NTB
Baca juga: Ridwan Kamil bangga atas penyelenggaraan DBL West Java Series 2021
Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: