Menurutnya, OASE PTKI 2021 ini merupakan hilirisasi dari ilmu pengetahuan yang dipelajari para mahasiswa PTKI di seluruh Indonesia.
Baca juga: Yaqut: Kemenag komitmen kawal program peningkatan kesejahteraan guru
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Banda Aceh, Saifullah Idris meminta seluruh peserta Grand Final OASE PTKI 2021 menjaga sportivitas dan semangat persaudaraan.
Ia menyampaikan OASE PTKI tahun ini adalah yang pertama dalam sejarah dan UIN Ar Raniry ditunjuk sebagai tuan rumah. Maka itu, yang menjadi prioritas adalah meletakkan dasar-dasar OASE untuk ajang selanjutnya.
Kepala Seksi Kemahasiswaan Subdit Sarana-Prasarana dan Kemahasiswaan Ditjen Pendis Kemenag, Amiruddin Kuba mengapresiasi sikap tuan rumah yang lebih memprioritaskan kualitas penyelenggaraan daripada mengejar gelar juara.
"Ini adalah sebuah sikap yang mencerminkan tanggung jawab dan visi jauh ke depan," katanya di area kompetisi offline Karya Inovasi di Gedung Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar Raniry.
Dalam Grand Final OASE PTKI 2021 itu dilaksanakan secara daring dan luring. Terdapat 11 cabang karya inovasi yang dilombakan secara luring, yakni Literasi dan Inovasi Teknologi, Nanoteknologi, Produk Halal dan Ketahanan Pangan, Iklim, Limbah, Lingkungan dan Sumberdaya Terbarukan.
Kemudian cabang Deteksi dan Mitigasi Bencana, Sosial Keagamaan, Media Pembelajaran, Astronomi Islam atau Ilmu Falak, Robotik dan Programming, dan Desain Arsitektur Islam.
Sementara itu, ada delapan bidang lomba yang digelar secara daring, yaitu Sains (Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi), Karya Inovasi, Debat Ilmiah, Pemilihan Dai Mahasiswa, Business Plan, Qiratul Kutub, Fahmil Quran, dan Bidang Story Telling.
Baca juga: Kemenag harap PTKI sumbang pemikiran progresif bagi dunia Islam
Baca juga: DPR-Kemenag upayakan Indonesia bisa berangkat haji 2022