Jakarta (ANTARA News) - Ingin jadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Kanada? Asosiasi penyalur tenaga kerja asing di Kanada menawarkan 12 ribu TKI untuk dipekerjakan pada kapal pesiar "Holland American Line".

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, di Jakarta, Rabu, mengatakan, ribuan TKI yang dibutuhkan itu akan melakukan pekerjaan jasa pelayanan tamu (hospitality) seperti pelayan restoran, bar, dan kamar tamu pada kapal pesiar tersebut.

Jumhur mengungkapkan calon TKI formal maupun Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPKIS) dapat menghubungi Kedeputian Promosi dan Kerja Sama Luar Negeri (KLN) dan Promosi di Kantor BNP2TKI Jalan MT Haryono Kav 52, Jakarta Selatan, untuk mengisi kesempatan itu.

"Tawaran ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin terutama bagi pihak yang ingin menempatkan TKI ke Kanada," katanya.

Selain itu, katanya, perusahaan "Super Nanny Canada Inc" meminta sedikitnya 120 orang untuk tenaga perawat lanjut usia (caregiver), "Graceland International" membutuhkan tenaga kerja pertanian kategori pekerja musiman (seasonal workers) di perkebunan strawberry 100 orang, perkebunan tomat 100 orang, perkebunan jamur 100 orang.

Sementara itu juga ada permintaan dua orang TKI sektor "hospitality" setingkat jabatan "chef pastry" yang disampaikan perusahaan Ideal Hotel Management.

BNP2TKI juga mendapat persetujuan dari "The Tiffani Group", perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan properti untuk rencana mempekerjakan TKI pada kedua industri tersebut.

Bahkan "Research In Motion" (RIM), perusahaan yang memproduksi telepon genggam merek "Blackberry", tim BNP2TKI dibantu Duta Besar RI untuk Kanada Dienne H Muhario, memberikan respons positif dan membutuhkan sejumlah calon TKI berkualifikasi di bidang teknologi informasi.

Tawaran-tawaran tersebut merupakan hasil dari kunjungan delegasi BNP2TKI yang dipimpin Deputi Promosi dan Kerja Sama Luar Negeri Endang Sulistyaningsih ke Kanada pada 4-8 April lalu.

Ia mengatakan potensi pasar TKI di Kanada terbuka luas karena citra TKI cukup dikenal baik dan para pengguna tenaga kerja asing di Kanada berencana mengurangi tenaga kerja asal Filipina.

"TKI dikenal sangat baik, sopan, ramah dan loyal, namun demikian perlu diimbangi pelatihan yang baik dalam kemampuan Bahasa Inggris," katanya.

Tantangan lain, katanya, berasal dari kebijakan pemerintah Kanada sebagaimana terdapat di Vancouver yaitu kewajiban mendapatkan Labour Market Opinion (LMO) dari para pelaku perekrutan tenaga kerja asing di Kanada, sebagai dasar merekrut ataupun menempatkan calon TKI.
(*)