Bandung (ANTARA News) - Indonesia sudah menjadi salah satu negara pendonor dalam pengembangan kapasitas "capacity building" bagi negara-negara berkembang dunia, khususnya di sektor pertanian.

Direktur Kerjasama Teknik Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Siti Nugraha Mauludiah di sela-sela penutupan Pelatihan Internasional Pengembangan Teknologi Pascapanen Buah dan Holtikultura di Bandung, Selasa, mengatakan, Indonesia memiliki pengalaman dan teknologi sektor pertanian yang bisa diadopsi.

"Teknologi terapan sektor pertanian di Indonesia masih bisa diikuti oleh negara-negara berkembang yang rata-rata masih terkendala dengan penerapan teknologi modern," ujarnya.

Siti Nurgaha Mauludiah menyebutkan, peran Indonesia dalam pengembangan kapasitas sektor tersebut sudah selangkah lebih maju dan diakui sebagai langkah strategis khususnya dalam meningkatkan ketahanan pangan.

"Program pengembangan kapasitas sektor pertanian dan sejumlah tema lainnya mendapat dukungan dari berbagai lembaga dunia, mereka siap mendukung program ini," katanya.

Ia menyebutkan, sejumlah lembaga sudah menyatakan komitmennya untuk bergabung dan memperkaya program yang sudah dirintis oleh Kementerian Luar Negeri RI itu.

Mereka antara lain dari JICA Jepang, Australia, Prancis dan Jerman. Menurut Direktur Kerjasama Teknis Kemenlu, ke depan lembaga-lembaga tersebut akan memperkaya program yang telah digulirkan selama ini.

"Selain membantu meningkatkan kapasitas peserta dari negara berkembang itu, juga dalam rangka meningkatkan jejaring teknologi, pasar serta menunjukan bahwa Indonesia memiliki kapasitas di sektor itu," katanya.

Ia menyebutkan, program pelatihan "Post Harvest" yang diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang merupakan salah satu dari sejumlah program dari Kemenlu tahun ini.

Program lainnya adalah program magang petani dari Komori, pengembangan kapasitas ekotourism, program penanggulangan bencana alam serta sejumlah program lainnya yang diperlukan di negara-negara berkembang.

"Program ini salah satu upaya dalam mendorong Kerjasama Selatan Selatan," katanya.

Sementara itu pelatihan Post Harvest digelar di BBPP Lembang Kabupaten Bandung 9-19 April 2011. Peserta berasal dari tujuh negara yakni Srilanka, Bangladesh, Fiji, Kamboja, Laos, Timor Leste dan Indonesia rata-rata instruktur dan penyuluh pertanian di negaranya.

Mereka mendapatkan pelatihan teori, prektek serta kunjungan ke sejumlah lokasi pengolahan produk pertanian, buah dan hortikultura.

"Umumnya peserta mengalami peningkatan pengetahuan sektor pertanian, khususnya pegolahan pasca panen. Kami melakukan dua kali tes dan hasilnya positif," kata Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Mucransyah Ahmad.(*)

(U.S033/M027)