Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 yang melanda dunia tidak hanya berdampak pada orang dewasa tetapi juga berdampak pada meningkatnya stres pada anak.

“Satu dari lima anak di dunia mengalami stres pada masa pandemi. Penelitian November 2020 menyebutkan terjadi peningkatan 95 persen anak-anak di Indonesia juga mengalami stres,” ujar psikolog keluarga dan anak, Samanta Elsener, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Stres pada anak-anak tersebut harus ditangani, dengan kegiatan seni, seperti menggambar, melukis, mewarnai, atau lainnya. "Melalui seni dapat membuat anak kembali memiliki kepercayaan diri," katanya.

Melalui kegiatan seni seperti melukis, menggambar maupun mewarnai, dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan. Terutama saat kegiatan belajar-mengajar belum sepenuhnya dilakukan di sekolah.

“Melalui berbagai media dalam kegiatan seni, anak-anak dapat mengolah perasaan mereka yang kompleks dan menemukan ketenangan tanpa menggunakan ekspresi verbal. Dengan pendampingan yang profesional, seni juga dapat menjadi media untuk melatih anak-anak dalam meningkatkan fokus mereka selama proses belajar serta membentuk perilaku yang proaktif,” terang dia.

Baca juga: Mana yang lebih stres selama pandemi, anak atau orang tua?
Baca juga: Stres saat pandemi, bukan alasan untuk lakukan kekerasan pada anak

Head of Strategic Communications and Brand, UOB Indonesia, Maya Rizano, mengatakan seni mampu menyatukan, memulihkan mental, serta membawa perubahan dalam kehidupan.

“Dengan adanya COVID-19 yang telah membawa dampak terhadap masyarakat secara global, kami percaya seni merupakan salah satu jalan bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka secara kreatif dan dengan percaya diri," katanya.

Ia menjelaskan, kolaborasi pihaknya dengan Ganara Art adalah bagian dari UOB My Digital Space di bawah program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan UOB Heartbeat, yang memberikan akses belajar kepada anak-anak kurang mampu dengan menjembatani kesenjangan digital.

Pendiri Ganara Art, Tita Djumaryo, mengatakan anak-anak termasuk pihak yang terdampak secara signifikan oleh COVID-19.

“Mereka terus mengalami perubahan mulai dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring dengan fasilitas belajar yang terbatas, serta kurangnya kesempatan untuk melakukan kegiatan yang kreatif dan menyenangkan," katanya.

Tita berharap program Creative Digital Pod dapat menginspirasi anak-anak di panti asuhan dalam mewujudkan potensi kreatif mereka.
​​​​​​
Baca juga: Kemenkes: Orang tua mesti kreatif jaga stres anak selama pandemi
Baca juga: Anak juga bisa stres karena sekolah dari rumah, atasi dengan bermain