BKKBN beri penghargaan daerah ciptakan inovasi turunkan tengkes
26 November 2021 12:38 WIB
Potret Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (kiri) saat memberikan penghargaan kepada daerah yang berinovasi secara daring yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat (26/11/2021). ANTARA/HO-BKKBN.
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan sejumlah penghargaan kepada daerah-daerah yang telah menciptakan berbagai inovasi untuk menggenjot percepatan penurunan angka tengkes (kekerdilan).
“Inovasi penting sekali untuk mempercepat penurunan kekerdilan. Saya berharap inovasi ini tidak sekadar mencari pemenang, tetapi bisa membawa perubahan untuk wilayah masing-masing. Inovasi akan menghasilkan revolusi perubahan mindset dalam mengubah tatanan dengan cara-cara baru untuk menyebarkan informasi secara menyeluruh,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis BKKBN yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menteri PPPA dan BKKBN komitmen pencanangan peduli penurunan stunting
Penghargaan inovasi tersebut, diberikan BKKBN bersama dengan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dan The habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) kepada 12 pemenang yang terbagi dalam enam kategori.
Beberapa pemenang tersebut, antara lain dalam kategori edukasi masyarakat diraih oleh Sumarji dari Ceting E Abah Kolel Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada kategori kolaborasi lintas sektor diraih oleh Sofiana Nur Khasanah dari Sehati Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Penghargaan juga diberikan pada pemenang kategori penggunaan teknologi informasi Prof Rosmala Nur perwakilan dari Mom’s Care Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah, kategori pemberdayaan masyarakat diraih oleh Dedik Kurniawan dari UKM Flash Kabupaten Malang, Jawa Timur, serta pada kategori pengolahan pangan lokal diberikan pada Suharmianti Mentari, A.Md.Gz dari Gasing Permata Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Hasto mengatakan inovasi sangat penting untuk membangun kerja sama dengan pemangku kepentingan dan dapat membantu desa untuk bebas dari kemiskinan serta menurunkan angka tengkes yang tinggi.
Melihat dukungan dari pemerintah daerah, ia mengaku optimistis Indonesia bisa mencapai target penurunan angka tengkes menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Baca juga: BKKBN: Penurunan stunting butuh sinergi antar K/L
Baca juga: BKKBN: Stunting harus ditangani oleh multisektor
Ia berharap melalui penghargaan yang diberikan, semua inovasi terbaik bisa tersampaikan ke seluruh wilayah Indonesia. Sehingga, dapat diikuti oleh daerah lain dengan memanfaatkan kearifan lokal dan berbagai sumber daya alam lokal yang tersedia di wilayah masing-masing.
Kepala Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dr. M. Subuh, MPPM mengatakan dengan adanya penghargaan inovasi cegah tengkes di seluruh daerah, diharapkan dapat menjaga serta memperluas cakupan inovasi yang telah dilakukan.
“Kami yakin bahwa setiap daerah memiliki inovasi yang baik untuk daerah masing-masing. Untuk itu, perlu dukungan dari kepala daerah di setiap wilayah agar inovasi bisa berguna untuk masyarakat daerah,” kata dia.
“Inovasi penting sekali untuk mempercepat penurunan kekerdilan. Saya berharap inovasi ini tidak sekadar mencari pemenang, tetapi bisa membawa perubahan untuk wilayah masing-masing. Inovasi akan menghasilkan revolusi perubahan mindset dalam mengubah tatanan dengan cara-cara baru untuk menyebarkan informasi secara menyeluruh,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis BKKBN yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menteri PPPA dan BKKBN komitmen pencanangan peduli penurunan stunting
Penghargaan inovasi tersebut, diberikan BKKBN bersama dengan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dan The habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) kepada 12 pemenang yang terbagi dalam enam kategori.
Beberapa pemenang tersebut, antara lain dalam kategori edukasi masyarakat diraih oleh Sumarji dari Ceting E Abah Kolel Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada kategori kolaborasi lintas sektor diraih oleh Sofiana Nur Khasanah dari Sehati Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Penghargaan juga diberikan pada pemenang kategori penggunaan teknologi informasi Prof Rosmala Nur perwakilan dari Mom’s Care Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah, kategori pemberdayaan masyarakat diraih oleh Dedik Kurniawan dari UKM Flash Kabupaten Malang, Jawa Timur, serta pada kategori pengolahan pangan lokal diberikan pada Suharmianti Mentari, A.Md.Gz dari Gasing Permata Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Hasto mengatakan inovasi sangat penting untuk membangun kerja sama dengan pemangku kepentingan dan dapat membantu desa untuk bebas dari kemiskinan serta menurunkan angka tengkes yang tinggi.
Melihat dukungan dari pemerintah daerah, ia mengaku optimistis Indonesia bisa mencapai target penurunan angka tengkes menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Baca juga: BKKBN: Penurunan stunting butuh sinergi antar K/L
Baca juga: BKKBN: Stunting harus ditangani oleh multisektor
Ia berharap melalui penghargaan yang diberikan, semua inovasi terbaik bisa tersampaikan ke seluruh wilayah Indonesia. Sehingga, dapat diikuti oleh daerah lain dengan memanfaatkan kearifan lokal dan berbagai sumber daya alam lokal yang tersedia di wilayah masing-masing.
Kepala Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dr. M. Subuh, MPPM mengatakan dengan adanya penghargaan inovasi cegah tengkes di seluruh daerah, diharapkan dapat menjaga serta memperluas cakupan inovasi yang telah dilakukan.
“Kami yakin bahwa setiap daerah memiliki inovasi yang baik untuk daerah masing-masing. Untuk itu, perlu dukungan dari kepala daerah di setiap wilayah agar inovasi bisa berguna untuk masyarakat daerah,” kata dia.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: