Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengharapkan keberadaan sebanyak 2.000 bintara noken dapat menghilangkan kekerasan yang masih marak terjadi di Papua.

"Mudah-mudahan dengan bertugasnya anak-anak kelahiran Papua di jajaran kepolisian dapat mengurangi kekerasan yang dilakukan kelompok tertentu, termasuk kelompok bersenjata, " katanya kepada ANTARA, Kamis.

Kapolda ketika dihubungi dari Jayapura mengaku saat ini dirinya masih berada di Gorontalo untuk bertemu dengan 145 siswa bintara yang dididik di SPN Gorontalo menyatakan selalu berpesan kepada peserta didik yang didatangi agar nanti bertugas dengan hati.

Baca juga: Kapolda Papua mengunjungi 100 siswa polwan otsus di Sepolwan Jakarta

Apalagi mereka akan bertugas di daerah pengiriman, misalnya yang berasal dari Polres Puncak akan kembali bertugas di wilayah itu, ujar dia.

Nantinya, kata dia, saat mereka bertugas sebagai anggota Polri diharapkan memberikan warna, terutama dalam penanganan berbagai gangguan keamanan karena lebih memahami budaya dan adat istiadat di daerahnya.

Setelah selesai pendidikan dan dinyatakan lulus, paparnya, mereka akan dilatih lagi selama sebulan dan ada yang ditempatkan di Brimob.

Baca juga: Kapolda Papua Barat ajak masyarakat bijak pilih tontonan

Untuk Brimob, kata dia, kemungkinan diambil sekitar 500 orang sehingga ke depan akan mengurangi penugasan Brimob dari luar Papua.

"Penambahan anggota Brimob agar tidak ada lagi suara-suara politik, seperti halnya saat mendatangkan Brimob dari luar Papua yang memiliki cara pendekatan berbeda, " katanya.

Baca juga: Kapolda Papua: Peparnas XVI berlangsung aman

Ia mengatakan sebanyak 2.000 bintara noken itu dibiayai melalui dana hibah Pemprov Papua namun mereka bukanlah polisi Otsus melainkan polisi RI dan selama pendidikan didampingi anggota Polda Papua.

Dijadwalkan pada tanggal 22 Desember 2021, katanya, sebanyak 2.000 calon bintara yang menempuh pendidikan di 18 SPN akan dilantik dan dikembalikan ke Polda Papua, katanya.