Kediri (ANTARA News) - Dua pelajar SMA/SMK di Kediri, Jawa Timur, Senin, terpaksa mengikuti ujian nasional (UN) di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II A Kediri, Jawa Timur, karena terbelit kasus pengeroyokan.

Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan LP Klas II-A Kediri, Rochmad, mengemukakan kedua pelajar itu masih berstatus sebagai tahanan di LP sejak masuk ke LP pada 29 Maret 2011.

"Keduanya terlibat dalam kasus pengeroyokan dan karena sudah kelas XII, maka mereka akhirnya ikut ujian di LP," katanya.

Ia mengatakan, kedua pelajar itu berasal dari Dusun Loksongo, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

Keduanya adalah Riki Hendra Saputro (18), pelajar asal SMA Negeri 4 Kediri dan Dannis Prasetyo (18) asal SMK Pawyatan Daha, Katang, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

Rochmad mengungkapkan keduanya juga tetap belajar dalam persiapan menghadapi UN. Pihak Lapas juga menyediakan fasilitas buku di perpustakaan untuk menunjang kesiapan mereka mengikuti UN.

"Koordinasi juga terus kami lakukan dengan Dinas Pendidikan, pihak sekolah serta dari kepolisian. Kami mempersiapkan fasilitas belajar mereka. Kami juga menganjurkan, mereka tetap belajar menjelang UN agar lulus," ujarnya.

UN di LP juga mendapatkan pengawalan ketat dari pengawas Dinas Pendidikan, masing-masing sekolah, pengawas independen,serta dari kepolisian. Soal juga baru diberikan, sesuai dengan jadwal ujian dan soal.

Rochmad mengaku, hampir setiap tahun di LP selalu ada anak yang terlibat kasus dan terpaksa mengikuti UN di penjara, namun setiap anak yang ikut UN di Lapas, hampir keseluruhan selalu lulus.

Di Gresik, seorang siswa salah satu SMA mengerjakan soal ujian nasional (UN) di Mapolres yakni MA. Ia terpaksa mengerjakan soal di Polres setempat karena berstatus tersangka akibat terlibat tawuran di wilayah hukum Polsekta Tegalsari Surabaya.
(KR-SAS*E011)