Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2021 berpotensi tumbuh di atas 5 persen setelah pada kuartal III mengalami sedikit penurunan akibat merebaknya COVID-19 varian Delta.

“Kita memperkirakan keseluruhan tahun 2021 pertumbuhannya ada di 3,5 persen hingga 4 persen. Kita berharap pertumbuhan di kuartal IV di atas 5 persen,” katanya dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, hal ini dilatarbelakangi oleh tanda-tanda pemulihan ekonomi nasional yang semakin nyata yakni salah satunya tercermin dari terjaganya tingkat inflasi di angka 1,7 persen dan nilai tukar yang hanya sedikit mengalami depresiasi.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan beberapa negara yang justru mengalami lonjakan inflasi seperti Filipina di atas 4 persen selama tiga kuartal berturut-turut dan Inggris melonjak di atas 4 persen dari 0,7 persen pada kuartal I ke 2,5 persen pada kuartal II.

Kemudian Amerika Serikat (AS) menembus 6,2 persen, China di 1,5 persen namun dengan production price yang melonjak cukup tinggi, Argentina 52 persen akibat krisis keuangan serta Turki mencapai 20 persen dengan nilai tukarnya terdepresiasi 30 persen.

“Ini menggambarkan salah satu kekuatan di dalam pemulihan ekonomi kita untuk menjaga momentum pertumbuhan namun pada saat yang sama menjaga dari sisi tekanan inflasi dan nilai tukar akibat perubahan environment global,” jelasnya.

Selain itu, pemulihan ekonomi nasional juga terlihat dari PMI Manufaktur Indonesia yang pada Oktober berada di level 57,2 yakni merupakan rekor dari sejak pre-crisis dengan impor bahan baku dan barang modal yang turut menunjukkan pertumbuhan yang kokoh.

Selanjutnya, dari konsumsi yaitu Indeks Keyakinan Konsumen mengalami perbaikan signifikan serta Indeks Penjualan Ritel yang juga rebound di level ekspansi.

Ia mengatakan konsumsi masyarakat yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus menguat seiring dengan kondisi pandemi yang relatif terjaga. Tak hanya itu, aktivitas investasi relatif stabil di masa puncak varian Delta dan akan berlanjut di kuartal IV serta net ekspor yang juga diperkirakan masih lebar pada kuartal IV didorong permintaan dan harga komoditas global yang masih tinggi.

“Dengan capaian ini Indonesia mungkin merupakan sedikit negara yang sudah mencapai tingkat perekonomian di atas pre-crisis,” ujarnya.

Baca juga: BI optimistis ekonomi RI pulih tahun 2022, tumbuh hingga 5,5 persen
Baca juga: Airlangga optimistis ekonomi triwulan IV-2021 tumbuh hingga 6 persen
Baca juga: Presiden: Ekonomi terus merangkak naik karena COVID-19 terkendali