Prancis akan umumkan kebijakan baru terkait COVID-19
25 November 2021 08:09 WIB
Masyarakat berjalan di sebuah jalan di Paris tanpa masker saat masker tidak diwajibkan lagi dipakai saat keluar rumah, di tengah pandemi penyakit virus korona (COVID-19), di Prancis, Kamis (17/6/2021). (ANTARA/REUTERS/Gonzalo Fuentes/nz/cfo.)
Paris (ANTARA) - Prancis akan mengumumkan sejumlah kebijakan baru untuk menghadapi gelombang infeksi COVID-19, media setempat melaporkan.
Kebijakan itu mencakup pemberian dosis penguat (booster) vaksin kepada semua orang dewasa, aturan yang lebih ketat dalam pemakaian masker, dan penggunaan pas kesehatan.
Menteri Kesehatan Olivier Veran diperkirakan akan menggelar konferensi pers pada Kamis siang.
Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron pada Rabu mengatakan akan fokus pada pengetatan aturan jarak sosial dan percepatan suntikan penguat.
Baca juga: PM Prancis Jean Castex positif terinfeksi COVID-19
Mereka juga mengatakan ingin menghindari penguncian wilayah (lockdown) yang telah diberlakukan lagi oleh sejumlah negara Eropa.
Stasiun TV BFM dan surat kabar Le Figaro melaporkan secara rinci strategi pemerintah untuk memerangi gelombang baru infeksi yang menyebar dengan cepat.
Jarak waktu antara pemberian dosis kedua dan dosis penguat akan dikurangi dari enam menjadi lima bulan dan hasil tes PCR bagi mereka yang tidak divaksin hanya akan berlaku selama sehari, menurut kedua media.
Suntikan booster akan menjadi syarat bagi pas kesehatan yang valid. Pas itu diperlukan untuk memasuki ruang publik seperti restoran, kafe, bioskop dan museum.
Pejabat kementerian kesehatan Prancis belum berkomentar tentang laporan media tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Militer Myanmar tangkap 18 petugas medis karena merawat "teroris"
Baca juga: Malaysia - Singapura buka perbatasan 29 November
Kebijakan itu mencakup pemberian dosis penguat (booster) vaksin kepada semua orang dewasa, aturan yang lebih ketat dalam pemakaian masker, dan penggunaan pas kesehatan.
Menteri Kesehatan Olivier Veran diperkirakan akan menggelar konferensi pers pada Kamis siang.
Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron pada Rabu mengatakan akan fokus pada pengetatan aturan jarak sosial dan percepatan suntikan penguat.
Baca juga: PM Prancis Jean Castex positif terinfeksi COVID-19
Mereka juga mengatakan ingin menghindari penguncian wilayah (lockdown) yang telah diberlakukan lagi oleh sejumlah negara Eropa.
Stasiun TV BFM dan surat kabar Le Figaro melaporkan secara rinci strategi pemerintah untuk memerangi gelombang baru infeksi yang menyebar dengan cepat.
Jarak waktu antara pemberian dosis kedua dan dosis penguat akan dikurangi dari enam menjadi lima bulan dan hasil tes PCR bagi mereka yang tidak divaksin hanya akan berlaku selama sehari, menurut kedua media.
Suntikan booster akan menjadi syarat bagi pas kesehatan yang valid. Pas itu diperlukan untuk memasuki ruang publik seperti restoran, kafe, bioskop dan museum.
Pejabat kementerian kesehatan Prancis belum berkomentar tentang laporan media tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Militer Myanmar tangkap 18 petugas medis karena merawat "teroris"
Baca juga: Malaysia - Singapura buka perbatasan 29 November
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: