E-Sport
PBESI akan berlakukan sistem poin untuk penyaringan pelatnas
24 November 2021 22:20 WIB
Tangkap layar Ketua Bidang Humas dan Komunikasi Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) Ashadi Ang dalam diskusi virtual "Membangun Jenjang Karir Atlet Esports & Prestasi Bangsa," Rabu (24/11/2021). (ANTARA/Arindra Meodia)
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) berencana memberlakukan sistem poin esport nasional untuk menyaring para atlet terbaik yang berhak mengikuti pemusatan latihan nasional atau pelatnas.
Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PBESI, Ashadi Ang, menjelaskan poin tersebut akan didapatkan sesuai dengan prestasi yang diraih para atlet ketika mengikuti liga atau turnamen esport yang memiliki jenjang.
Ashadi mengatakan PBESI telah bersiap untuk menggelar kompetisi Liga 1, Liga 2 dan Liga Amatir tahun depan, juga mengkoordinir turnamen major dan turnamen minor yang biasa digelar para penerbit gim, serta turnamen yang bersifat komunitas untuk dikategorikan sesuai dengan tingkatannya.
Baca juga: PBESI berencana bangun pusat pelatihan untuk atlet esport
"Ini semuanya tentunya akan kita filtering, kita akan kategorikan mereka, tentunya kita akan berikan poin poin sesuai dengan kategori kelas-kelasnya sendiri, dan ini tentunya akan menjadi menentukan mereka apakah atlet-atlet ini menuju ke pelatnas atau tidak," ujar Ashadi dalam diskusi virtual "Membangun Jenjang Karir Atlet Esports & Prestasi Bangsa," Rabu.
Ashadi mengatakan penilaian tidak hanya berdasarkan tim yang kuat dalam pertandingan, tetapi melalui penilaian yang sistematis tersebut diharapkan dapat mengukur prestasi setiap individu, sehingga yang terbaik akan terpilih untuk mengikuti pelatnas.
Sistem berjenjang kompetisi nasional yang bersifat sistematis dan terukur tersebut, menurut Ashadi, merupakan bagian dari rancangan desain besar PBESI untuk pembinaan atlet esport.
Senada dengan hal itu, Ketua Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), TB Ade Lukman, juga mengungkapkan pentingnya kompetisi secara bertingkat, mulai dari kabupaten, kota, hingga provinsi, untuk mendapatkan atlet-atlet yang berpotensi untuk dibina kembali di tingkat nasional.
Baca juga: Free Fire sabet penghargaan "Esports Mobile Game of the Year"
"Awalnya, sebetulnya atlet ini bisa kita temukan di sekolah atau di klub ini yang harus kita stimulan, klub-klubnya harus berjalan, kompetisinya juga harus berjalan," kata Ade.
"Sehingga, pembina atau pelatihan atletnya harus diikuti oleh kompetisi berjenjang, kejuaraan di dalam kota, di tingkat daerah, kemudian kejuaraan di tingkat nasional. Ini yang harus dilakukan secara terstruktur, berkesinambungan dan berkelanjutan."
Ade juga mengatakan bahwa KONI bersama PBESI telah menetapkan sejumlah target jangka panjang maupun jangka pendek terkait prestasi-prestasi yang bisa diraih oleh atlet-atlet esports Tanah Air di ajang regional.
"Tahun 2022 akan ada SEA Games di Vietnam dan esport menjadi cabor yang dipertandingkan. Kita harapkan tim esport kita nantinya memberikan sumbangsih medali di SEA Games. Kemudian di September ada Asian Games di Hangzhou juga ada esports, tentu harapan kami esport juga berikan prestasi di situ," ujar Ade.
Baca juga: Indonesia jadi tuan rumah IESF Esports World Championships 2022
Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PBESI, Ashadi Ang, menjelaskan poin tersebut akan didapatkan sesuai dengan prestasi yang diraih para atlet ketika mengikuti liga atau turnamen esport yang memiliki jenjang.
Ashadi mengatakan PBESI telah bersiap untuk menggelar kompetisi Liga 1, Liga 2 dan Liga Amatir tahun depan, juga mengkoordinir turnamen major dan turnamen minor yang biasa digelar para penerbit gim, serta turnamen yang bersifat komunitas untuk dikategorikan sesuai dengan tingkatannya.
Baca juga: PBESI berencana bangun pusat pelatihan untuk atlet esport
"Ini semuanya tentunya akan kita filtering, kita akan kategorikan mereka, tentunya kita akan berikan poin poin sesuai dengan kategori kelas-kelasnya sendiri, dan ini tentunya akan menjadi menentukan mereka apakah atlet-atlet ini menuju ke pelatnas atau tidak," ujar Ashadi dalam diskusi virtual "Membangun Jenjang Karir Atlet Esports & Prestasi Bangsa," Rabu.
Ashadi mengatakan penilaian tidak hanya berdasarkan tim yang kuat dalam pertandingan, tetapi melalui penilaian yang sistematis tersebut diharapkan dapat mengukur prestasi setiap individu, sehingga yang terbaik akan terpilih untuk mengikuti pelatnas.
Sistem berjenjang kompetisi nasional yang bersifat sistematis dan terukur tersebut, menurut Ashadi, merupakan bagian dari rancangan desain besar PBESI untuk pembinaan atlet esport.
Senada dengan hal itu, Ketua Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), TB Ade Lukman, juga mengungkapkan pentingnya kompetisi secara bertingkat, mulai dari kabupaten, kota, hingga provinsi, untuk mendapatkan atlet-atlet yang berpotensi untuk dibina kembali di tingkat nasional.
Baca juga: Free Fire sabet penghargaan "Esports Mobile Game of the Year"
"Awalnya, sebetulnya atlet ini bisa kita temukan di sekolah atau di klub ini yang harus kita stimulan, klub-klubnya harus berjalan, kompetisinya juga harus berjalan," kata Ade.
"Sehingga, pembina atau pelatihan atletnya harus diikuti oleh kompetisi berjenjang, kejuaraan di dalam kota, di tingkat daerah, kemudian kejuaraan di tingkat nasional. Ini yang harus dilakukan secara terstruktur, berkesinambungan dan berkelanjutan."
Ade juga mengatakan bahwa KONI bersama PBESI telah menetapkan sejumlah target jangka panjang maupun jangka pendek terkait prestasi-prestasi yang bisa diraih oleh atlet-atlet esports Tanah Air di ajang regional.
"Tahun 2022 akan ada SEA Games di Vietnam dan esport menjadi cabor yang dipertandingkan. Kita harapkan tim esport kita nantinya memberikan sumbangsih medali di SEA Games. Kemudian di September ada Asian Games di Hangzhou juga ada esports, tentu harapan kami esport juga berikan prestasi di situ," ujar Ade.
Baca juga: Indonesia jadi tuan rumah IESF Esports World Championships 2022
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: