Cirebon (ANTARA News) - Sri Mulat, ibu dari Muchamad Syarif yang diduga pelaku bom bunuh diri adalah penjual kue tapel, yaitu kue khas Cirebon yang sudah mulai jarang ditemui masyarakat.
Jaemah (60), tetangga Sri Mulat yang ditemui di rumahnya di Gang Nyi Gede Rara Kuning, Pekalipan, Cirebon, Sabtu siang mengatakan, Sri Mulat biasa berjualan setiap pagi di Pasar Kanoman.
"Usaha itulah yang menghidupi keluarganya karena sudah beberapa tahun tahun berpisah dengan suaminya," katanya.
Ia menjelaskan, keluarga Sri pindah ke Gang Nyi Gede Rara Kuning sekitar tahun 1999 dengan membeli sebuah rumah mungil ukuran 70 meter persegi yang berada di samping Mushala Nurul Huda.
"Sebelumnya keluarga itu tinggal di Petratean Barat yang tidak jauh dari rumah yang dibeli itu," katanya.
Ia menjelaskan, kue tapel dibuat dari ketan putih yang dipipihkan seperti adonan martabak manis kemudian diberi pisang saba dan ditaburi serbuk gula merah, terus dilipat seperti melipat martabak.
"Keluarga itu baik tetapi sangat tertutup dengan tetangga di sini," katanya.
Supendi, Ketua RT03/06 juga mengatakan hal yang sama, jika keluarga itu tertutup dan jarang bergaul. "Makanya kalau ditanya Syarif, banyak anak-anak sini yang tidak kenal," katanya.
Ia mengaku belum pernah bertatap muka dengan Syarif, bahkan ibunyalah yang saat mengurus surat andon nikah Syarif untuk menikahi gadis Majalengka sekitar setahun lalu.
Saat ini sampel darah Sri Mulat dan Muhamad Fatoni, adik Syarif masih dicocokan dengan sampel darah pelaku bom bunuh diri oleh Tim Forensik Mabes Polri.
Namun, sejumlah warga di Gang Nyi Gede Rara Kuning yakin bahwa pelaku bom adalah Muchamad Syarif, bahkan mereka bertanya-tanya kapan jenazah Syarif dipulangkan ke Cirebon.(*)
B013/M019
Ibu Muchamad Syarif Berjualan Kue di Pasar
16 April 2011 17:13 WIB
Siluet Wakabareskrim Irjen Pol Mathius Salempang ketika memberi keterangan tentang wajah pelaku pemboman di masjid Mapolresta Cirebon, di RS Polri Soekamto, Jakarta,Sabtu (16/4). (Foto ANTARA/Rosa Panggabean)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: