Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pusat Analisis dan Riset Rakyat (Parra) Indonesia Rusli Halim menilai Dede Yusuf akan rugi pindah dari Partai Amanat Nasional ke Partai Demokrat karena publik akan menilainya pribadi ambisius.

"Meski Dede sering didengungkan sebagai aset yang baik, tapi PAN tidak akan rugi. PAN justru akan meraih simpati dari masyarakat karena dianggap sebagai pihak yang dikorbankan," kata Rusli di Jakarta, Sabtu.

Rusli menilai kepergian Dede justru akan berdampak positif bagi PAN, sebaliknya Dede bisa dicap masyarakat sebagai pribadi ambisius dan tidak mengenal terima kasih.

Dede begitu saja pindah partai hanya karena ingin dicalonkan menjadi Gubernur Jawa Barat pada 2013, padahal PAN sudah mengantarkannya sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.

"Saya kira, Demokrat juga tidak akan begitu saja memberikan tiket calon gubernur kepadanya. Dede Yusuf telah berbuat yang merugikan dirinya sendiri," ujar Rusli.

Menurut dia, masyarakat Jawa Barat akan berpikir, terhadap partai yang sudah membesarkan dirinya saja berani meninggalkan, apalagi kepada masyarakat.

"Psikologi masyarakat Jawa Barat sedikit berbeda dengan masyarakat lainnya. Mereka tidak suka pada sosok yang ambisius," katanya.

Dia melanjutkan, pasangan Heryawan dan Dede bisa memengkan Pilkada bukan semata oleh popularitas dan mesin politik, namun karena pilihan emosional masyarakat yang saat itu melihat Heryawan-Dede sebagai sosok sederhana dan tidak ambisius.

Kalau PAN bisa mencari sosok pengganti Dede yang dinilai masyarakat sederhana dan bersahaja, lanjut Rusli, maka PAN akan lebih berhasil tanpa Dede Yusuf di Pilkada Jawa Barat. (*)

ANT