Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menilai komunikasi Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sudah sangat baik, dan bisa saling mengisi selama masa pandemi COVID-19.

"Kita patut berterima kasih, jajaran Bank Indonesia, jajaran pemerintah utamanya di Kementerian Keuangan, dengan OJK dan LPS, komunikasinya sangat baik, sangat baik. Bisa saling mengisi. Ada masalah kecil saja bisa langsung ketemu," ujar Presiden dalam sambutannya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, di Jakarta, Rabu, yang disaksikan secara virtual.

Presiden mengatakan hal-hal dengan prinsip kehati-hatian seperti itu harus diteruskan, karena ketidakpastian ada dimana-mana dan sulit untuk dikalkulasi.

Baca juga: Presiden Jokowi: Masih ada Rp226 triliun anggaran belum terserap

"Tapi kuncinya menurut saya, bagaimana mengendalikan pandemi yang ada di negara kita, karena masalahnya semakin kompleks, ketidakpastian dunia juga semakin tinggi," kata Presiden.

Dalam kesempatan ini, Kepala Negara memaparkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 berada di angka 7,07 persen, dengan pencapaian yang menurun pada kuartal III-2021 sebesar 3,51 persen.

Penurunan pertumbuhan ekonomi itu terjadi karena pada bulan Juli 2021, Indonesia menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama satu bulan penuh.

Baca juga: Presiden Jokowi apresiasi meningkatnya pendapatan negara

"Kita rem total, karena peristiwa varian Delta yang tidak kita sangka-sangka," jelas Presiden.

Namun, disampaikan Presiden, saat ini aktivitas ekonomi di sisi konsumsi, indeks keyakinan konsumen sudah kembali pada posisi normal kembali seperti sebelum pandemi. Kemudian retail and sales index juga sudah mulai merangkak naik menguat, seiring dengan pelonggaran mobilitas, peningkatan mobilitas.

Presiden menekankan angka-angka seperti itu yang penting untuk dibaca, untuk melihat seperti apa prospek perekonomian pada 2022.

Baca juga: Presiden : Pola "jadul" pelayanan investasi harus ditinggalkan

Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan investasi jadi jangkar pemulihan ekonomi