Warga di pesisir Manokwari Timur lihat fenomena "Waterspout"
24 November 2021 09:33 WIB
Penampakan fenomena alam "waterspout" di perairan laut Manokwari Timur Provinsi Papua Barat, Rabu (24/11/2021). ANTARA/HANS ARNOLD KAPISA
Manokwari (ANTARA) - Warga di pesisir pantai Manokwari Timur Provinsi Papua Barat melihat fenomena alam "waterspout" atau angin putar di permukaan air pada Rabu pagi sekitar pukul 07-00 WIT.
Kemunculan pusaran angin di atas permukaan laut ini sempat menggegerkan warga sepanjang pesisir pantai Manokwari Timur.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Rendani Manokwari Daniel Tandi yang dikonfirmasi membenarkan fenomena tersebut merupakan "waterspout" yang terbentuk dari sistem awan kumulonimbus.
Ia menjelaskan "waterspout" merupakan fenomena alam yang identik dengan fenomena puting beliung, tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas. Fenomena waterspout terbentuk dari sistem awan kumulonimbus.
"Fenomena waterspout biasanya bersifat lokal di perairan, dan terjadi dalam periode waktu singkat, paling lama 15 menit," ujarnya.
Ia mengatakan fenomena "waterspout" bergantung pada kondisi labilitas atmosfer sekitar. Namun demikian, tidak semua awan kumulonimbus dapat menimbulkan fenomena semacam itu
"Awan kumulonimbus juga mengindikasikan potensi hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang,"ujar Daniel Tandi.
Pantauan lapangan, fenomena "waterspout" berlangsung selama 15 menit, sekitar pukul 07.00-15.00 WIT saat belalai angin mencapai tepian pantai Manokwari Timur.
Baca juga: BMKG sebut tidak ada badai angin tornado di Alor
Baca juga: BMKG: Fenomena alam "waters pout" di Manokwari bahaya bagi nelayan
Kemunculan pusaran angin di atas permukaan laut ini sempat menggegerkan warga sepanjang pesisir pantai Manokwari Timur.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Rendani Manokwari Daniel Tandi yang dikonfirmasi membenarkan fenomena tersebut merupakan "waterspout" yang terbentuk dari sistem awan kumulonimbus.
Ia menjelaskan "waterspout" merupakan fenomena alam yang identik dengan fenomena puting beliung, tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas. Fenomena waterspout terbentuk dari sistem awan kumulonimbus.
"Fenomena waterspout biasanya bersifat lokal di perairan, dan terjadi dalam periode waktu singkat, paling lama 15 menit," ujarnya.
Ia mengatakan fenomena "waterspout" bergantung pada kondisi labilitas atmosfer sekitar. Namun demikian, tidak semua awan kumulonimbus dapat menimbulkan fenomena semacam itu
"Awan kumulonimbus juga mengindikasikan potensi hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang,"ujar Daniel Tandi.
Pantauan lapangan, fenomena "waterspout" berlangsung selama 15 menit, sekitar pukul 07.00-15.00 WIT saat belalai angin mencapai tepian pantai Manokwari Timur.
Baca juga: BMKG sebut tidak ada badai angin tornado di Alor
Baca juga: BMKG: Fenomena alam "waters pout" di Manokwari bahaya bagi nelayan
Pewarta: Hans Arnold Kapisa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: