Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh berterima kasih kepada Pemerintah DKI Jakarta karena telah menjadikan nama Laksamana Malahayati, pahlawan asal Aceh sebagai nama salah satu jalan di Ibukota Jakarta.

“Saya mewakili Pemerintah Aceh dan masyarakat Aceh berterima kasih kepada Pemerintah DKI Jakarta, terkhusus kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang telah memprakarsai pemberian nama jalan Pahlawan Aceh, Laksamana Malahayati, atau Laksamana Keumalahayati,” kata Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam acara virtual diikuti di Banda Aceh, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela acara peresmian nama Jalan Laksamana Malahayati di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta.

Ia menjelaskan Laksamana Malahayati adalah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh dalam melawan penjajah.

Baca juga: Verifikasi Teuku Abdul Hamid pahlawan nasional asal Aceh dilakukan tim

“Pada tahun 1585–1604, Laksamana Malahayati memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV,” katanya.

Menurut sejarah, Malahayati memimpin 2.000 orang dalam pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal.

“Dari perjuangan Keumala Hayati itu patut kita dijadikan contoh, apalagi bagi generasi muda sekarang. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari perjuangan Beliau. Seorang perempuan yang gigih berani dalam mengusir penjajahan,” katanya.

Ketua Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (TIM) Jakarta, Dr. Ir. Surya Dharma, MBA juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta karena sudah memprakarsai dan mengapresiasi kepada salah satu pahlawan Aceh Laksamana Keumala Hayati.

“Laksamana Malahayati adalah jenderal pertama di dunia seorang wanita yang menjadi panglima angkatan laut. Karena sampai saat ini belum ada lagi panglima perang di dunia,” katanya.

Oleh karena itu, penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia, kemudian diabadikan Pemerintah DKI pada sebuah jalan, itu merupakan sebuah penghormatan kepada Pahlawan yang berasal dari Aceh.

Baca juga: Dirjen Kebudayaan: Milenial perlu nonton film Tjoet Nja Dhien

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ph.D mengatakan, peran Laksamana Malahayati dalam menghadapi penjajah patut diapresiasi, dan didedikasikan namanya.

“Perjuangan yang diberikan untuk bangsa ini sangatlah luar biasa. Seorang perempuan yang pemberani dan gigih dalam memimpin peperangan,” katanya.

Anies mengatakan namanya patut dipermanenkan di salah satu jalan Jakarta menuju Bekasi yang diperkirakan panjangnya sekitar 7,6 kilometer yang melintasi Kelurahan Pondok Kelapa, Kelurahan Duren Sawit, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit dan Kelurahan Cipinang Muara, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

“Bismillahirrahmanirrahim, pada hari ini tanggal 23 November 2021, nama Jalan Laksamana Malahayati resmi dibuka,” kata Anies.

Baca juga: Ziarah di makam pahlawan Laksamana Keumalahayati digelar pejabat Aceh

Ia menambahkan, di Jakarta bukan hanya nama Laksamana Malahayati yang telah dipermanenkan, sebelumnya ada juga sejumlah nama pahlawan asal Aceh yang sudah dipermanenkan baik nama jalan ataupun masjid masing-masing Masjid Cut Mutia, Masjid Cut Nyak Dien, Jalan Teuku Umar, Jalan Panglima Polim, dan Jalan Teungku Chik di Tiro.

Ia menyebutkan, dipermanenkan nama pahlawan ini merupakan sebuah bentuk penghormatan yang diberikan kepada mereka, karena sudah berjuang melawan penjajah.

Pergantian nama jalan tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur No. 1242 Tahun 2021 tentang Penetapan Nama Jalan Laksamana Malahayati menggantikan Nama Jalan Inspeksi Kalimalang Sisi Sebelah Utara.

Baca juga: Anies: Nama jalan dari tokoh Betawi layak dipertimbangkan

Baca juga: Siapkan taman, Bekasi bakal ubah wajah kumuh Jalan Inspeksi Kalimalang