Menaker lepas pemberangkatan pekerja migran Indonesia ke Taiwan
23 November 2021 19:08 WIB
Tangkapan layar PMI yang berangkat ke Taiwan, setelah dibuka kembali kesempatan pengiriman PMI ke wilayah itu, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Selasa (23/11/2021) (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah telah melepas 173 pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan berangkat ke Taiwan melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Selasa.
"Merupakan sebuah kebanggaan bagi saya untuk memberikan sambutan sekaligus melepas keberangkatan anak-anakku pekerja migran Indonesia untuk bekerja ke Taiwan," kata Menaker Ida dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Menaker Ida mengatakan selama masa penutupan penempatan PMI yang dilakukan oleh Taiwan sejak awal Desember 2020, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah melakukan langkah-langkah untuk mengupayakan pembukaan kembali penempatan PMI sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh wilayah tersebut.
Baca juga: Menaker: Paramakarya bentuk kepedulian pemerintah kepada perusahaan
Kemnaker juga terus melakukan negosiasi dengan Taiwan baik melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta, maupun dengan Kementerian Tenaga Kerja Taiwan di Taipei untuk meyakinkan Taiwan bahwa tenaga kerja Indonesia (TKI) siap untuk ditempatkan dengan pelaksanaan protokol kesehatan ketat.
"Perjuangan kita semua pada masa pandemi COVID- 19 ini cukup berat, terutama yang harus dilalui oleh anak-anakku semua, di mana proses penempatan PMI ke Taiwan sempat tertunda hampir satu tahun," kata Menaker Ida.
Taiwan telah membuka kembali penempatan PMI per 11 November 2021. Hal itu terjadi setelah pihak Indonesia mampu meyakinkan pihak Taiwan melalui penerbitan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19 di Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan Lembaga Pelatihan Kerja Luar Negeri (LPK-LN).
Ketika melakukan pelepasan secara virtual itu, Ida menyampaikan pesan kepada para penanggung jawab P3MI dan BLKLN agar berkomitmen melaksanakan SOP yang diterbitkan, sehingga dapat memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19, baik di dalam negeri dan di luar negeri.
Dia juga berpesan kepada tenaga kerja yang berangkat untuk menjadikan kesempatan bekerja ke luar negeri agar dapat mencari pengalaman bermanfaat, bukan hanya untuk memperoleh penghasilan yang memadai.
Baca juga: Pemerintah perlu segera berangkatkan PMI ke Malaysia
Selain itu, Menaker juga mengingatkan para PMI apabila menemui permasalahan di Taiwan untuk selalu berkomunikasi secara baik dan menempuh prosedur penyelesaian masalah yang telah ditentukan.
Dia mengingatkan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki perwakilan di Taiwan yaitu KDEI di Taipei yang dapat membantu PMI jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
"Bekerjalah dengan penuh rasa syukur sehingga dapat mencerminkan citra bangsa Indonesia, yaitu bangsa yang besar, bangsa yang santun, bangsa yang taat aturan, dan bangsa yang unggul sumber daya manusianya," kata Ida.
Baca juga: Indonesia kembali dapat tempatkan pekerja migran ke Taiwan
"Merupakan sebuah kebanggaan bagi saya untuk memberikan sambutan sekaligus melepas keberangkatan anak-anakku pekerja migran Indonesia untuk bekerja ke Taiwan," kata Menaker Ida dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Menaker Ida mengatakan selama masa penutupan penempatan PMI yang dilakukan oleh Taiwan sejak awal Desember 2020, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah melakukan langkah-langkah untuk mengupayakan pembukaan kembali penempatan PMI sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh wilayah tersebut.
Baca juga: Menaker: Paramakarya bentuk kepedulian pemerintah kepada perusahaan
Kemnaker juga terus melakukan negosiasi dengan Taiwan baik melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta, maupun dengan Kementerian Tenaga Kerja Taiwan di Taipei untuk meyakinkan Taiwan bahwa tenaga kerja Indonesia (TKI) siap untuk ditempatkan dengan pelaksanaan protokol kesehatan ketat.
"Perjuangan kita semua pada masa pandemi COVID- 19 ini cukup berat, terutama yang harus dilalui oleh anak-anakku semua, di mana proses penempatan PMI ke Taiwan sempat tertunda hampir satu tahun," kata Menaker Ida.
Taiwan telah membuka kembali penempatan PMI per 11 November 2021. Hal itu terjadi setelah pihak Indonesia mampu meyakinkan pihak Taiwan melalui penerbitan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19 di Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan Lembaga Pelatihan Kerja Luar Negeri (LPK-LN).
Ketika melakukan pelepasan secara virtual itu, Ida menyampaikan pesan kepada para penanggung jawab P3MI dan BLKLN agar berkomitmen melaksanakan SOP yang diterbitkan, sehingga dapat memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19, baik di dalam negeri dan di luar negeri.
Dia juga berpesan kepada tenaga kerja yang berangkat untuk menjadikan kesempatan bekerja ke luar negeri agar dapat mencari pengalaman bermanfaat, bukan hanya untuk memperoleh penghasilan yang memadai.
Baca juga: Pemerintah perlu segera berangkatkan PMI ke Malaysia
Selain itu, Menaker juga mengingatkan para PMI apabila menemui permasalahan di Taiwan untuk selalu berkomunikasi secara baik dan menempuh prosedur penyelesaian masalah yang telah ditentukan.
Dia mengingatkan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki perwakilan di Taiwan yaitu KDEI di Taipei yang dapat membantu PMI jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
"Bekerjalah dengan penuh rasa syukur sehingga dapat mencerminkan citra bangsa Indonesia, yaitu bangsa yang besar, bangsa yang santun, bangsa yang taat aturan, dan bangsa yang unggul sumber daya manusianya," kata Ida.
Baca juga: Indonesia kembali dapat tempatkan pekerja migran ke Taiwan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: