Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai bidang keilmuan menjadi kunci kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berjalan dengan efektif.

“Hasil riset yang baik akan menjadi kunci bagi kebijakan yang efektif. Terkait dengan itu, ada paparan strategi pengendalian COVID-19 dan bagaimana riset itu berperan besar dalam penyusunan strategi yang kami lakukan sebagai koordinator PPKM Jawa-Bali,” kata Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan Internasional dan Perjanjian Internasional Kemenko Marves M Firman Hidayat dalam seminar Hasil Riset Kebencanaan Ideathon Bali Kembali yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Baca juga: RI pertegas komitmen pulihkan ekonomi berbasis laut yang berkelanjutan

Menurut Firman, dengan mempelajari literatur dari berbagai bidang, Indonesia bisa menemukan kunci pengendalian kasus positif COVID-19 sekaligus membuat kebijakan yang sesuai untuk diterapkan dalam segala aktivitas masyarakat.

Selain mendalami literatur tersebut, pihaknya juga mendengarkan masukan dari berbagai rumpun pakar, seperti epidemiolog, sosiolog, ekonom, dan para dokter.

Ia menekankan kebijakan-kebijakan yang dibuat selalu didasari oleh bukti data dan riset seperti PPKM yang terbukti dapat menekan laju penambahan kasus positif COVID-19 serta dapat memberikan kesempatan bagi kapasitas sistem kesehatan Indonesia.

“Dari studi ini kita mendapatkan kunci dari pengendalian adalah 3T dan 3M serta menggunakan PeduliLindungi yang kuat. Dengan berbasis riset tersebut, kita tingkatkan testing dan tracing, bisa dilihat selama PPKM testing meningkat hampir 3 hingga 4 kali lipat dibandingkan sebelum PPKM,” ujar dia.

Dengan bantuan hasil riset itu, jumlah orang yang ditracing meningkat mendekati 20 orang kontak erat per kasus konfirmasi.

Firman menyebutkan dengan melakukan riset, pemerintah dapat mengetahui warning system atau peringatan jumlah kasus yang harus dijaga oleh Tanah Air bila tidak ingin gelombang selanjutnya dari COVID-19 kembali terjadi.

Baca juga: Penelitian kekebalan komunitas rampung pekan ke empat Desember

Baca juga: ASTINDO apresiasi pemerintah umumkan PPKM nataru sejak jauh hari


Ia mengatakan melalui jumlah kasus itulah pemerintah bersama-sama terus melakukan pemantauan setiap hari dan mengantisipasi untuk menerapkan kebijakan yang lebih ketat sesuai kondisi di lapangan.

“Di sini kita dapatkan sekitar 10 kasus per satu juta penduduk per hari harus kita jaga atau dalam kasus Indonesia 2.700 kasus, supaya gelombang baru bisa ditahan. Ini menjadi warning system, kita pantau setiap hari. Kalau kasusnya lebih dari 2.700, sudah saatnya kita harus berhati-hati dan waspada menerapkan kebijakan lebih ketat,” ujarnya.