Pemulihan Bali jadi pembuktian Indonesia mampu tangani pandemi
23 November 2021 15:02 WIB
Tangkapan layar - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto dalam seminar Hasil Riset Kebencanaan Ideathon Bali Kembali yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (23/11/2021). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto mengatakan pemulihan kondisi pariwisata di Provinsi Bali dapat menjadi pembuktian bahwa Indonesia mampu menangani pandemi COVID-19 dengan baik.
“Ini menjadi peluang bagi Bangsa Indonesia dan Provinsi Bali khususnya, untuk membuktikan pada dunia bahwa kita mampu dan bisa mengendalikan pandemi ini,” kata Suharyanto dalam seminar Hasil Riset Kebencanaan Ideathon Bali Kembali yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan data yang dimiliki BNPB, sepanjang tahun 2019 wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mampu mencapai 6,3 juta orang. Namun pada tahun 2020, jumlah wisatawan yang datang hanya menyentuh angka satu juta orang saja.
Baca juga: AS puji penanganan COVID-19 Indonesia di Medan
Suharyanto menjelaskan apabila Bali berhasil dipulihkan, negara dapat dapat turut mengembalikan laju perekonomian di sektor pariwisata yang sempat mengalami penurunan jumlah wisatawan sehingga pendapatan masyarakat dapat berangsur kembali.
Selain sebagai pembuktian dapat mengendalikan pandemi, pemulihan Bali dapat membantu Indonesia menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh dunia untuk menggelar Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang merupakan forum multi pemangku kepentingan untuk meninjau kemajuan berbagai pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan terbaru dalam pengurangan risiko bencana pada tahun 2022 mendatang.
“Kita harus bekerja keras meningkatkan serta memperkuat upaya preventif dengan terus berdisiplin dalam penerapan protokol kesehatan 5M dalam setiap kegiatan sehari-hari. Kita juga harus mampu memutus mata rantai penularan dengan peningkatan 3T,” tegas dia.
Baca juga: CDC tempatkan Indonesia sebagai negara dengan level satu
Menurut Suharyanto, selain terus disiplin menerapkan protokol kesehatan, semua pihak juga perlu bekerja sama untuk membuat kondisi pandemi menjadi lebih baik lagi hingga mampu berubah menjadi endemi.
Salah satu cara yang dilakukan BNPB dalam menangani pandemi, yakni melakukan kolaborasi dengan sejumlah universitas di Indonesia, untuk mengkaji permasalahan kebencanaan yang dapat membantu mempercepat penanganan khususnya pandemi COVID-19 di Provinsi Bali.
Ia mengatakan melalui capaian penelitian yang dilakukan perguruan tinggi, dapat membantu pemerintah mengukur besar penurunan kasus positif, kasus kematian serta membaiknya kondisi perekonomian di Bali.
Baca juga: Menparekraf: Belum ada wisman ke Bali dengan penerbangan langsung
Dalam kesempatan itu dia juga berharap, dampak dari hasil riset dan kajian yang dijalankan oleh perguruan tinggi dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
“Saya berharap seluruh peneliti dapat membagikan seluruh pengalaman dan ilmunya agar dapat membantu penyelesaian permasalahan kebencanaan khususnya pandemi COVID-19 di Provinsi Bali khususnya dan di Indonesia umumnya,” ujar dia.
“Ini menjadi peluang bagi Bangsa Indonesia dan Provinsi Bali khususnya, untuk membuktikan pada dunia bahwa kita mampu dan bisa mengendalikan pandemi ini,” kata Suharyanto dalam seminar Hasil Riset Kebencanaan Ideathon Bali Kembali yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan data yang dimiliki BNPB, sepanjang tahun 2019 wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mampu mencapai 6,3 juta orang. Namun pada tahun 2020, jumlah wisatawan yang datang hanya menyentuh angka satu juta orang saja.
Baca juga: AS puji penanganan COVID-19 Indonesia di Medan
Suharyanto menjelaskan apabila Bali berhasil dipulihkan, negara dapat dapat turut mengembalikan laju perekonomian di sektor pariwisata yang sempat mengalami penurunan jumlah wisatawan sehingga pendapatan masyarakat dapat berangsur kembali.
Selain sebagai pembuktian dapat mengendalikan pandemi, pemulihan Bali dapat membantu Indonesia menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh dunia untuk menggelar Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang merupakan forum multi pemangku kepentingan untuk meninjau kemajuan berbagai pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan terbaru dalam pengurangan risiko bencana pada tahun 2022 mendatang.
“Kita harus bekerja keras meningkatkan serta memperkuat upaya preventif dengan terus berdisiplin dalam penerapan protokol kesehatan 5M dalam setiap kegiatan sehari-hari. Kita juga harus mampu memutus mata rantai penularan dengan peningkatan 3T,” tegas dia.
Baca juga: CDC tempatkan Indonesia sebagai negara dengan level satu
Menurut Suharyanto, selain terus disiplin menerapkan protokol kesehatan, semua pihak juga perlu bekerja sama untuk membuat kondisi pandemi menjadi lebih baik lagi hingga mampu berubah menjadi endemi.
Salah satu cara yang dilakukan BNPB dalam menangani pandemi, yakni melakukan kolaborasi dengan sejumlah universitas di Indonesia, untuk mengkaji permasalahan kebencanaan yang dapat membantu mempercepat penanganan khususnya pandemi COVID-19 di Provinsi Bali.
Ia mengatakan melalui capaian penelitian yang dilakukan perguruan tinggi, dapat membantu pemerintah mengukur besar penurunan kasus positif, kasus kematian serta membaiknya kondisi perekonomian di Bali.
Baca juga: Menparekraf: Belum ada wisman ke Bali dengan penerbangan langsung
Dalam kesempatan itu dia juga berharap, dampak dari hasil riset dan kajian yang dijalankan oleh perguruan tinggi dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
“Saya berharap seluruh peneliti dapat membagikan seluruh pengalaman dan ilmunya agar dapat membantu penyelesaian permasalahan kebencanaan khususnya pandemi COVID-19 di Provinsi Bali khususnya dan di Indonesia umumnya,” ujar dia.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: