Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi mengalami koreksi karena pelaku pasar masih melakukan aksi lepas rupiah, meski pasar internal cukup positif.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun sembilan poin menjadi Rp8.663 dari sebelumnya Rp8.654 dolar AS.

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta, Kamis memperkirakan aksi lepas akan berlanjut, karena pengaruh global yang negatif.

Kekhawatiran atas krisis nuklir di Jepang didukung pula oleh masih tak menentunya situasi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat mengakibatkan pelaku pasar lebih berhati-hati untuk lebih aktif bermain di pasar domestik.

Faktor utama melemahnya rupiah, karena aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar, akibat kenaikan mata uang itu yang cukup tajam, tuturnya.

Namun, lanjut dia koreksi terhadap rupiah tidak berlangsung lama, karena minat pelaku asing untuk menempatkan dananya di pasar domestik cukup besar.

Pelaku asing optimis ekonomi Indonesia yang makin tumbuh akan memberikan keuntungan lebih besar ketimbang pasar Asia lainnya, ucapnya.

Pelaku pasar hanya menunggu waktu untuk kembali menempatkan dananya di pasar uang, pasar saham dan obligasi yang diperkirakan akan makin besar. Karena itu peluang rupiah ke depan untuk menguat masih cukup besar, ujarnya.

Ia juga mengatakan, pasar domestik cukup positif, kalau pasar regional juga positif maka rupiah akan menguat yang diperkirakan akan dapat mencapai level Rp8.600 per dolar.

"Peluang rupiah untuk naik ke arah sana cukup besar hanya tinggal menunggu waktu saja dan juga Bank Indonesia (BI) yang tidak menahan pergerakan rupiah untuk menguat lagi," ucapnya.
(H-CS/S004)