Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai tujuh persen pada 2013 didukung peningkatan investasi dan produktifitas pertanian.

Demikian pernyataan Kepala Biro Kebijakan Moneter BI Sugeng di Jakarta, Rabu saat menjelaskan isi Laporan Perekonomian Indonesia 2010 yang diterbitkan Bank Indonesia.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat dari tahun ini 6,0-6,5 persen, tahun 2012 6,1-6,6 persen, tahun 2013 6,2-7,1 persen, tahun 2014 6,3-7,3 persen, dan tahun 2015 6,5-7,5 persen.

Namun, pertumbuhan yang tinggi itu, lanjut Sugeng, harus diikuti dengan pengurangan ketergantungan terhadap komponen impor sehingga inflasi yang mengikuti pertumbuhan itu tidak meninggi.

"Biasanya kalau ekonomi tinggi, inflasi juga tinggi dan itu biasanya karena impor tinggi. Jadi syaratnya sisi suplai harus bisa merespon dengan perbaikan infrastruktur dan peningkatan produktifitas sehingga inflasi tetap rendah," katanya.

Menurut Sugeng, selama neraca pembayaran masih surplus, maka perekonomian Indonesia belum akan terlalu panas atau overheating karena jumlah barang impor masih lebih kecil dibanding ekspor.

BI memperkirakan inflasi pada 2011 antara 4-6 persen, tahun 2012 dan 2013 3,5-5,5 persen, tahun 2014 sebesar 3-5 persen dan tahun 2015 2,5-4,5 persen.

Untuk ekspor, BI memperkirakan akan tumbuh dari 7,9 - 8,4 persen pada 2011, 8,1 - 8,6 persen pada 2012, 8,2 - 9,1 persen pada 2013, 8,3 - 9,3 persen pada 2014 dan 8,6 - 9,6 pada 2015.

Sementara untuk impor pada 2011 tumbuh berkisar 9,2 - 9,7 persen, 2012 sebesar 9,8 - 10,3 persen, 2013 sebesar 9,5 - 10,4 persen, 2014 sebesar 10,7 - 11,7 persen dan 2015 sebesar 9,8 - 10,8 persen.

Sugeng menambahkan khusus pada tahun ini, arus modal asing atau capital inflows akan tetap besar dengan perkiraan yang masuk di instrumen portofolio sebesar 15,2 miliar dolar AS atau lebih besar dibanding tahun lalu 9,7 miliar dolar AS.

"Perkiraan kami tren capital inflows akan terus bergerak naik. Namun bukan saja yang ke portofolio tetapi juga yang ke investasi langsung atau foreign direct investment yang akan naik dari 2,6 miliar dolar AS tahun lalu menjadi 9,8 miliar dolar AS," katanya.

Sementara jika Indonesia berhasil mencapai investment grade, BI memperkirakan investasi jangka menengah akan semakin tinggi dengan pertumbuhan antara 12,2 - 13,2 persen pada 2015.(*)

(T.D012/R010)