Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu sore berada pada posisi 8.660 per dolar AS, melemah 10 poin dari posisi hari sebelumnya 8.650 per dolar AS.

Sentimen negatif dari melemahnya saham-saham di Wall Street karena investor mengkhawatirkan krisis nuklir Fukushima, Jepang, telah berimbas buruk pada rupiah, kata Analis PT First Asia Capital Irfan Kurniawan.

Irfan Kurniawan mengatakan, rupiah sulit bergerak naik, meski pasar internal masih positifp namun isu global yang negatif cenderung lebih kuat.

"Kami memperkirakan rupiah masih akan mengalami koreksi, karena kekhawatiran atas krisis nuklir di Jepang makin berkembang," ucapnya.

Rupiah, lanjut dia, tetap berpeluang untuk kembali menguat, karena koreksi harga yang terjadi tidak begitu besar.

Para investor asing masih tetap bermain di pasar domestik, mereka hanya berdiam diri sesaat saja dan pada saatnya akan kembali masuk ke pasar, katanya.

Indonesia, menurut dia, masih merupakan pasar yang menarik dan memberikan keuntungan lebih besar ketimbang pasar Asia lainnya.

Karena itu penempatan dana asing di pasar uang maupun pasar saham akan tetap tinggi, akibat kawasan Eropa dan Amerika Serikat masih tak menentu, ujarnya.

Irfan Kurniawan mengatakan, peluang rupiah untuk kembali menguat masih ada belum mereda, investor menunggu waktu yang tepat untuk kembali melakukan pembelian.

Mereka saat ini melepas rupiah untuk mencari untung setelah mengalami kenaikan, namun aksi lepas tersebut terlihat tidak besar, katanya.

(H-CS/B012/S026)