Makassar (ANTARA) - Para wija (keturunan) Raja Bone, Sulawesi Selatan ke-XVI La Patau Matanna Tikka meminta pemerintah Kabupaten Bone membentuk pusat kebudayaan.

Hal ini disampaikan usai menggelar pertemuan akbar para wija La Patau Matanna Tikka pada 20-21 November 2021 yang dihadiri sekitar 1.400 orang dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara.

Ketua Panitia Pertemuan Wija Puatta La Pa Tau Matanna Tika Andi Bau Irman Mappanyukki di Makassar, Senin menjelaskan kemajuan kebudayaan di Kabupaten Bone merupakan bagian penting dari kebudayaan nasional.

Sehingga para wija merencanakan membentuk Pusat Kebudayaan Eks La Patau Heritage Centre untuk mendukung program 10 objek pemajuan kebudayaan dan mencermati kemajuan potensi daerah Kabupaten Bone.

"Maka penting untuk memikirkan kembali pemekaran Kabupaten Bone," kata dia

Maka dari itu, diperlukan empat langkah strategis untuk mewujudkan kemajuan kebudayaan yakni perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemanfaatan organisasi untuk kesejahteraan masyarakat.

“Ini diperlukan langkah konkret untuk mewujudkannya oleh pemerintah dan stakeholder lainnya. Semua harus terlibat dan saling mendukung,” katanya.

Wija Puatta La Pa Tau Matanna Tika di Bone menyepakati beberapa poin yang akan menjadi agenda organisasi Wija La Patau Matanna Tikka sebagai raja Bone yang ke-16.

Terdapat tiga hal yang menjadi pembicaraan dalam rapat Steering Committee yang beranggotakan tujuh orang itu terkait dengan pelestarian kebudayaan, selanjutnya organisasi wija La Patau Matanna Tikka dan keberlanjutan pertemuan antar wija ke depan.

Beberapa potensi budaya misalnya kata dia yang diprioritaskan pengembangannya seperti Bone Geo Park yang bisa menjadi wahana/wadah pendidikan, pelestarian, konservasi alam dan budaya, serta pariwisata.

Sementara Koordinator Steering Committee Sapri Pamulu menyebutkan, dalam Tudang Sipulang hal-hal penting lain yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Bone adalah perlunya revitalisasi dan penguatan Lembaga Adat.

Para wija Puatta La Patau yang tersebar di seluruh dunia dianggap merupakan aset penting bagi Sulawesi Selatan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, sehingga ke depan organisasi yayasan menjadi penting untuk dibentuk.

“Inilah mengapa dipandang perlu adanya sebuah wadah untuk menghimpun seluruh potensi wija dalam sebuah organisasi yayasan yang berbadan hukum (legal formal).Untuk keberlanjutan (sustainability) silaturrahmi antar wija maka diperlukan pertemuan berkala,” katanya.

Dalam rapat tersebut juga disepakati pertemuan berikutnya akan digelar di Kabupaten Soppeng, ssbab penyelengganya adalah anggota Yayasan La Patau yang berdomisili di Kabupaten Soppeng dan diharapkan agar berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

Dalam Tudang Sipulang hal-hal penting lain yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Bone adalah perlunya revitalisasi dan penguatan Lembaga Adat.
Baca juga: Pertemuan akbar keturunan Raja Bone XVI dihadiri 1.400 orang
Baca juga: Pangan lokal bisa jadi bahan makanan berkelanjutan masa depan
Baca juga: Gorontalo-Bone Bolango kenalkan pangan lokal jadi produk lestari