Politikus PDI Perjuangan: Pernyataan Andi Malarangeng itu prasangka
22 November 2021 22:34 WIB
Arsip foto - Presiden ke-5 RI Prof. Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri (tengah) berswafoto bersama Ketua DPR Puan Maharani (kanan) dan Menteri Pertahanan Prabowo Soebianto (kiri) seusai prosesi Pengukuhan Guru Besar di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menilai pernyataan Andi Alfian Mallarangeng soal pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto sebagai prasangka dan sangat tidak etis.
Deddy Yevri Sitorus dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan sebagai elite politik partai, Andi Alfian Malarangeng seharusnya bisa menjaga perkataannya.
"Pertemuan Ibu Megawati dengan Prabowo hanyalah sebuah kebetulan belaka saat seremoni pelantikan Panglima TNI," katanya.
Menurut dia, sebagai seorang intelektual seharusnya Alfian Malarangeng tidak membuat pandangan seolah-olah kedua tokoh itu memakai ruang istana untuk kepentingan partai.
Pertemuan spontan itu, kata dia, sifatnya adalah sebuah silaturahmi dan merupakan hal yang wajar saja ketika memanfaatkan waktu untuk sekadar saling menyapa.
Sebagai tokoh politik nasional, menurut dia, hal yang lumrah saja bagi Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto membicarakan kondisi politik dan kebangsaan terkini.
Apalagi, keduanya sama-sama intens terlibat belakangan ini terkait dengan Universitas Pertahanan meski sebelumnya hanya melalui aplikasi Zoom meeting.
"Jadi, saya kira wajar saja sebagai orang timur menyempatkan diri untuk bersilaturahmi saat bertemu muka. Kedua tokoh ini orang yang mengerti adab yang baik layaknya orang timur," ujar Deddy Yevri Sitorus.
Deddy Yevri Sitorus merasa khawatir akibat yang bisa timbul di tengah masyarakat karena prasangka tersebut.
Ia menilai Andi Alfian Mallarangeng harus memberikan klarifikasinya.
"Bayangkan Bu Mega dan Pak Prabowo itu seperti saat Anda menghadiri pesta, lalu bertemu orang yang Anda kenal dan hormati, otomatis nyari tempat buat ngobrol 'kan? Tempat pertemuan juga bukan ruang rahasia," katanya.
Di ruang pertemuan itu, kata dia, juga ada petugas istana yang hilir mudik melayani. Jadi, dia menilai apa yang disampaikan Andi Mallarangeng sebagai hal gegabah dan tidak etis.
Baca juga: Megawati: Semua riset untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara
Baca juga: Megawati harap polisi teladani Hoegeng yang merakyat dan berdedikasi
Deddy Yevri Sitorus dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan sebagai elite politik partai, Andi Alfian Malarangeng seharusnya bisa menjaga perkataannya.
"Pertemuan Ibu Megawati dengan Prabowo hanyalah sebuah kebetulan belaka saat seremoni pelantikan Panglima TNI," katanya.
Menurut dia, sebagai seorang intelektual seharusnya Alfian Malarangeng tidak membuat pandangan seolah-olah kedua tokoh itu memakai ruang istana untuk kepentingan partai.
Pertemuan spontan itu, kata dia, sifatnya adalah sebuah silaturahmi dan merupakan hal yang wajar saja ketika memanfaatkan waktu untuk sekadar saling menyapa.
Sebagai tokoh politik nasional, menurut dia, hal yang lumrah saja bagi Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto membicarakan kondisi politik dan kebangsaan terkini.
Apalagi, keduanya sama-sama intens terlibat belakangan ini terkait dengan Universitas Pertahanan meski sebelumnya hanya melalui aplikasi Zoom meeting.
"Jadi, saya kira wajar saja sebagai orang timur menyempatkan diri untuk bersilaturahmi saat bertemu muka. Kedua tokoh ini orang yang mengerti adab yang baik layaknya orang timur," ujar Deddy Yevri Sitorus.
Deddy Yevri Sitorus merasa khawatir akibat yang bisa timbul di tengah masyarakat karena prasangka tersebut.
Ia menilai Andi Alfian Mallarangeng harus memberikan klarifikasinya.
"Bayangkan Bu Mega dan Pak Prabowo itu seperti saat Anda menghadiri pesta, lalu bertemu orang yang Anda kenal dan hormati, otomatis nyari tempat buat ngobrol 'kan? Tempat pertemuan juga bukan ruang rahasia," katanya.
Di ruang pertemuan itu, kata dia, juga ada petugas istana yang hilir mudik melayani. Jadi, dia menilai apa yang disampaikan Andi Mallarangeng sebagai hal gegabah dan tidak etis.
Baca juga: Megawati: Semua riset untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara
Baca juga: Megawati harap polisi teladani Hoegeng yang merakyat dan berdedikasi
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: