Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menyebut soft skills dan karakter seseorang dalam berwirausaha semakin terbentuk bila tidak takut gagal dan tidak takut memulai.

"Itu memang pembelajaran kehidupan. Hanya bisa dilakukan kalau kita mencoba. Kita bisa berhasil kalau kita sudah beberapa kali gagal. Belajar dari kegagalan," kata Wikan Sakarinto dalam acara "Webinar Kewirausahaan: Peran Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga, Pekerja dan Pebisnis" yang diikuti di Jakarta, Senin.

Baca juga: Kemendikbudristek dorong kampus vokasi kerja sama dengan industri

Menurut dia, soft skills dan karakter dalam berwirausaha adalah pembelajaran seumur hidup.

"Kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, karakter pantang menyerah, karakter berani mencoba meskipun gagal. Lebih baik berani daripada tidak berani mencoba apapun dan kita enggak tahu (akan) gagal atau berhasil. Karakter belajar mandiri sepanjang hayat itu adalah soft skill dan karakter yang membedakan antara pebisnis sukses dan tidak," tuturnya.

Sementara kemampuan teknis dalam membangun bisnis dapat dipelajari dengan cepat. Selain itu, saat ini wirausahawan diuntungkan dengan pesatnya perkembangan teknologi digital.

Menurut dia, perkembangan platform jual beli dan media sosial membuat pemasaran produk menjadi lebih mudah.

Baca juga: Kemendibud: Pendidikan vokasi harus sesuai kebutuhan dunia kerja

Baca juga: Kemendikbudristek dorong hilirisasi produk hasil penelitian PT vokasi


"Kita sekarang dimudahkan, tidak perlu lagi nyebar-nyebar pamflet di pinggir jalan karena kita sudah bisa memanfaatkan akun Tik Tok atau Instagram atau media sosial lainnya," paparnya.

Meski demikian, dibalik kemudahan, ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi, seperti ketatnya kompetisi dan melemahnya ekonomi akibat pandemi COVID-19.

"Di zaman sekarang, tantangan memang banyak, ada pandemi, kompetitornya juga macam-macam ya," imbuhnya.