London (ANTARA News/AFP) - Mantan menteri luar negeri Libya Mussa Kussa yang kini di Inggris setelah membelot dari pemerintah Muammar Gaddafi, mengatakan negara yang kacau itu bisa menjadi "Somalia baru" jika perang saudara meletus.
"Saya minta siapa pun, semua pihak menghindari Libya terjerumus dalam perang saudara," kata mantan menlu itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan radio Inggris BBC.
"Ini akan membawa pertumpahan darah sangat banyak dan Libya akan menjadi Somalia baru," katanya. "Kami menolak Libya pecah.
"Kesatuan Libya adalah penting bagi setiap resolusi dan penyelelesaian konflik Libya," tambahnya.
Pemberontak Libya, Senin menolak satu prakarsa Uni Afrika bagi gencatan senjata yang disetujui Gaddafi, dan mengatakan penyelesaiannya adalah orang kuat Gaddafi mundur, satu gagasan yang meurut putranya sebagai "menggelikan,"
Para priset dari kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional, Senin menyatakan mereka melihat mayat-mayat para petempur oposisi yang ditembak di belakang kepala.
"Solusi di libya akan diputuskan rakyat Libya sendiri melalui dialog yang demokratis," kata Kussa.
Kussa tiba di Inggris secara mendadak 30 Maret dan segera melepaskan jabatannya sebagai menteri luar negeri.
"Negara saya berada pada saat yang sulit, terburuk," kata bekas kepala intelijen itu, orang yang dianggap sebagai tangan kanan Gaddafi itu.
"Ketika rakyat Libya kehilangan keamanan dan stabilitas saya memutuskan mengundurkan diri. Saya kini tidak punya kontak dengan pemerintah Libya.
"Saya bekerja membantu rezim Gaddafi selama lebih dari 30 tahun. Saya mengabdi pada pekerjaan saya... tetapi setelah kejadian-kejadian terbaru itu segalanya berubah dan saya tidak melanjutkannya.
"Saya tahu apa yang saya lakukan dapat menimbulkan masalah-masalah bagi saya tetapi saya siap berkorban demi negara saya," tambahnya.
Para pejabat Skotlandia yang menyelidiki kasus pemboman pesawat AS di wilayah udara Lockerbie mewawancarai Kussa peka lalu untuk mengetahui apa yang diketahuinya tentang insiden tahun 1988 itu.
Agen Libya Abdelbaset Ali Mohmet al Megrahi adalah satu-satunya orang yang dihukum atas serangan bom pesawat Pan Am Desember 1988 yang menewaskan 270 orang.
"Saya datang keInggris dan saya menghormati rakyat di sini," kata Kussa dalam pernyataannya, Senin. "Rakyat Inggris memiliki hubungan yang bersejarah dengan rakyat Libya dan kami menganggap mereka sebagai sahabat.
"Saya sendiri memiliki hubungan baik dengan banyak warga Inggris, saya bekerja sama melawan terorisme."
Sebagai kepala badan inteliejsn Libya selama 15 tahun sebelum ia diangkat menjadi menteri luar negeri Maret 2009, Kussa dapat meyakinkan Gaddafi untuk menghentikan program senjata nuklirnya dan memperbarui hubungan dengan Barat.
Pada Senin pagi, Menlu Inggris William Hague mengulangi tuntutan-tuntutan Inggris setelah melakukan pertemuan dengan Menlu Italia Franco Frattini di London.
"Tidak akan ada perubahan bagi syarat-syarat yang rezim Gaddafi harus penuhi sejak hal itu ditetapkan oleh Presiden AS Barack Obama dan oleh perdana menteri kami dan lain-lainnya," kata Hague.
"Syarat-syarat itu adalah semua serangan dan penyiksaan terhadap warga sipil harus dihentikan. Gencatan senjata riil dan sejati, penarikan pasukan rezim itu dari kota-kota dan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Libya tanpa hambatan," tambahnya.(*)
(Uu. H-RN/B002)
Mantan Menlu: Libya Bisa Menjadi Somalia Baru
12 April 2011 23:17 WIB
(reuters)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: